Skema Link yang Benar Sesuai Update Algoritma Google Terbaru

Blog Bang Doel Update algoritma memang bukan barang yang baru bagi Google. Puluhan hingga ratusan kali pembaruan ini dilakukan setiap bulan. Namun untuk pembaruan mayor, Google selalu punya nama dan terjadi dalam rentang waktu bulanan.

Seperti yang terjadi pada Agustus 2021 kemarin. Google melakukan pembaruan algoritma yang berfokus pada backlink spam. Sudah tahu ‘kan apa itu backlink dan apa itu backlink spam? Kalau belum silakan meluncur dulu ke tautan yang saya berikan.

Sebelum berlanjut, mari berkenalan dulu dengan update algoritma Google.

Algoritma Google

Algoritma berasal dari kata algorithm (Bahasa Inggris) yang berarti sebuah proses operasional serangkaian aturan yang merujuk pada pemecahan suatu masalah yang dilakukan oleh komputer.

Maka ketika berbicara algoritma Google kira-kira berarti serangkaian kalkulasi yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam mesin pencari Google.

Algoritma ini diubah-ubah mengikuti perkembangan zaman. Harapan yang paling tinggi dari setiap perubahan yang dibuatnya tentu memiliki pengetahuan yang sama dengan manusia. Sehingga mampu memilih mana yang terbaik.

Dalam konteks mesin pencari Google atau Google Search, algoritma ini ditujukan untuk menyuguhkan urutan mana yang mesti tampil lebih baik di halamannya. Perubahan demi perubahan dibuat agar pengguna Google Search semakin nyaman.

Setiap perubahan dalam algoritma Google bakal membuat halaman di mesin pencarinya dikocok ulang. Ada yang tak terpengaruh, ada juga yang sangat terpukul.

Itulah sebabnya setiap pembaruan algoritma selalu membuat pemilik blog berdebar-debar.

Lantas seperti apakah pembaruan algoritma yang disebut dengan Link Spam Update ini?

Algoritma Link Spam

Per 26 Agustus lalu, Google secara resmi menganggap pembaruannya untuk mengatasi link spam ini sudah selesai. Banyak tafsiran yang mengemuka, as always. Tapi berdasarkan sumber resmi di Google Search Central, mereka menafsirkan soal link spam ini.

Rasanya Google memang memahami kalau salah satu trik dari pemilik situs dalam melakukan monetisasi adalah lewat jual-beli backlink. Untuk itulah Google mencari cara agar situs yang muncul di Google Search adalah situs yang benar-benrar berkualitas, termasuk skema backlink yang membentuknya.

Google membagi link yang disoroti kedalam dua garis besar, yakni link afiliasi dan postingan tamu atau bersponsor.

Link Afiliasi

Link afiliasi merupakan sebuah link yang mengarah kepada laman penjualan sebuah produk. Ketika pengunjung melakukan transaksi pada laman yang dituju, maka pemilik situs akan mendapatkan bayaran.

Sebab diketahui setiap link yang mengarah pada laman tertentu akan meningkatkan otoritas laman tersebut di mata Google. Sehingga laman tersebut bakal mendapat posisi yang bagus di Google Search. Padahal skema link yang dipakai karena banyaknya afiliasi, bukan karena memang layak berada di page one.

Harapannya dengan pembaruan algoritma ini, link afiliasi bisa diredam untuk meminimalisir laman tujuan muncul di Google Search. Sehingga pengunjung mendapatkan hasil pencarian yang betul-betul sesuai dengan kualitas kontennya. Bukan berdasarkan pada permainan skema link yang sudah dibuat.

Cara seperti ini memang dipahami oleh Google sejak lama, dan Google juga sudah membuat panduannya agar link semacam ini tidak terdeteksi spam. Jadi setiap link yang dibuat sebagai bagian link afiliasi, hendaknya membuat rel=”sponsored” pada link tersebut agar tidak dideteksi sebagai link spam.

Postingan Bersponsor atau Guest Post

Postingan bersponsor, content placement, sponsored post, atau apapun namanya merupakan cara bagi pemilik situs dalam melakukan monetisasi. Jadi mereka akan mendapat bayaran ketika link itu mengarah kepada situs klien.

Cara semacam ini juga kerap dipakai dengan sistem press release. Sebutan rilis pers ini bukan berarti kita dikirimi informasi kegiatan untuk dimuat begitu saja. Tapi ada link yang disisipkan untuk mengarah ke situs klien juga. Ya, berbayar juga.

Saya biasanya menyebut hal ini dengan content-placement-yang-artikelnya-sudah-disediakan. Kalau artikelnya belum disediakan atau kita yang membuatnya, namanya sponsored post.

Kalau guest post biasanya dipakai sebagai sarana tukar link sesama bloger atau pemilik situs. Padahal ketika kita mendapatkan reffering URL, kemudian mendapat imbal balik dari URL yang sama ke situs kita, ya percuma juga.

Untuk sponsored post maupun guest post ini sebetulnya, kata Google, bisa diatasi dengan rel=”sponsored” juga. Tapi bisa juga pilihan lain lain dengan membubuhkan rel=”nofollow” atau rel=”ugc”.

Contoh pemakaiannya bisa dilihat sebagai berikut:

<a rel="sponsored" href="https://domainklien.com/produk">Produk</a>
<a rel="nofollow" href="https://domainklien.com/produk">Produk</a>
<a rel="ugc" href="https://domainklien.com/produk">Produk</a>

Dengan membubuhi rel=”…” semacam itu, kita memberitahu bot crawler Google agar membaca link itu sebagai apa yang tertulis. Sehingga ketika di lain waktu ada razia link spam, maka situs kita tidak dibaca sebagai bagian dari skema link yang dibuat oleh pemilik situs itu.

Eh, tapi mana ada ya klien yang mau link berbayarnya ditandai semacam itu. Dan disitulah dilematisnya. Ya, berdo’a saja situs yang sering kita pakai untuk hal semacam ini tak pernah dirazia Google. Atau yang paling mungkin adalah selingi dengan konten organik sebanyak mungkin.

PBN (Private Blog Network)

Private Blog Network atau PBN ini sebetulnya enggak disebut Google. Sebab sudah masuk kedalam postingan bersponsor.

Buat yang belum tahu, Private Blog Network atau PBN adalah sekumpulan blog yang dibuat untuk memberikan suplai backlink kepada situs induk. Artikelnya entah darimana dan seperti apa, yang penting ada backlink dengan kata kunci tertentu yang mengarah pada situs yang dituju.

PBN biasanya dibuat dengan skema melingkar untuk mengelabui Google. Misalnya PBN A untuk menyuplai PBN B, sementara PBN B menyuplai PBN C, dan seterusnya hingga bertemu di satu titik untuk menyuplai backlink situs utama atau kerap disebut moneysite.

Skema Link yang Benar

Sebetulnya tidak ada skema link yang benar menurut Google. Sebab Google tidak menyarankan pemilik situs untuk membuat skema link.

Yang ada dalam kamus Google adalah, setiap link yang mengarah ke situs kita merupakan link yang dihasilkan lewat konten yang benar-benar berkualitas. Sehingga situs kita layak dirujuk oleh situs lain.

Cuma zaman sekarang mana ada yang begitu, ya? Yang ada kalau kontennya sering page one, blog kita malah kena copas sama blog auto-content. Mengsedih.

Kalau kita memang mau membuat skema link, entah untuk meningkatkan DR dan DA agar memiliki nilai jual yang baik dimata ahensi, ya buatlah dengan ketentuan link yang diminta Google. Repot, ya. Ya, memang.

Leave a Comment