Komponen Pembuatan Blog atau Website untuk Bisnis

Blog Bang Doel – Tempo hari ada seorang teman yang bingung untuk membuat website. Mulai dari penentuan nama domain, hosting, hingga persoalan SEO.

Saat proses brainstorming, saya baru mengetahui kalau pengetahuannya tentang website adalah mendigitalisasi produk cetak yang konvensional.

Ia memiliki lembaga, yang bergerak di bidang pemberdayaan dan filantropi. Harapannya dengan memiliki website, donaturnya yang tersebar di banyak wilayah bisa dikirimi tautan laporan yang sudah dientri di website. Selain itu, iapun bisa mengenalkan lembaganya kepada calon donatur.

Saya menyanggah sekenanya. Bukankah kalau begitu simpan saja laporannya ke file PDF lalu diunggah ke Google Drive. Kirimkan tautan penyimpanan itu ke mereka. Untuk para calon donatur, ya lebih baik optimalkan saja media sosial.

Dia pun semakin bingung. Sebab maksudnya ya memang bukan begitu.

Yang punya niat saja bingung, apalagi saya. Maka saya mengajaknya diskusi tentang hal-hal yang sangat mendasar tentang website.

Saya meyakini diluar sana masih banyak pemilik bisnis yang sama bingungnya. Ada keinginan untuk mendigitalisasi bisnisnya, namun bingung untuk memulainya darimana.

Pada artikel ini saya mencoba merangkum beberapa hal yang semestinya dipahami oleh para pemilik bisnis sebelum memutuskan untuk membuat website bisnis.

Domain: Mau Dikenal Namanya atau Bisnisnya

Ada beberapa pemilik bisnis yang mau dua-duanya. Misalnya ada pengurus koperasi perikanan yang pengin koperasinya dikenal secara lembaga. Maka dipesanlah domain koperasiABC.com.

Di sisi yang lain, pengurus bagian pengolahan ikannya pengin bisnis ikannya justru yang maju. Maka dipesanlah nama domain ikanmurah.com.

Keduanya bisa diambil, sebab yang pertama domain lembaga yang secara fungsi menjadi wahana informasi kelembagaan. Sementara yang kedua menjadi domain bisnis inti yang mengurusi ikan.

Kelak di Google keduanya bakal muncul dengan sumber kata kunci yang berbeda. Meski boleh jadi ada persinggungan, tapi ketika tujuan membangun situsnya berbeda, maka sumber pengunjungnya bisa jadi sangat berbeda.

Sayangnya tidak semua pemilik bisnis memiliki dana berlebih untuk sekadar menyewa dua domain dan membangun dua website bisnis. Termasuk teman saya tadi.

Maka saya menyarankan agar kehadiran bisnisnya di internet dibuat dengan domain terpisah dari nama lembaganya.

Saya menyarankan kata kunci lokal yang lumayan sering dicari, yang terkait dengan bisnisnya. Sehingga ketika orang mencari kata kunci tersebut, bisnisnya bakal muncul.

Hosting: Berbayar atau Gratis

Semua pemilik bisnis pasti mau yang gratis. Apalagi buat pemilik bisnis yang tidak paham kalau membangun website adalah sebuah investasi.

Maka saya pun menjelaskan bahwa setelah pemilihan domain, mesti dilanjut ke memilih hosting. Sampai disini barulah saya bertanya soal budget.

Sebab kalau budgetnya hanya cukup untuk menyewa domain selama sekian tahun, ya lebih baik memakai hosting di Google alias blogspot.

Buat yang sedikit paham, hosting di blogspot sedikit mengurangi kadar profesionalitas lembaga bisnis tersebut. Tapi ya kembali lagi pada pilihan dan ketersediaan budget.

Template: Tampilan Pro, Sederhana, atau Ala Kadarnya

Dia semakin bingung saat saya menyebut template. Sampai-sampai muncul pertanyaan, “Jadi template ini bisa kita bikin di Photoshop atau Corel ya?”

Saya pun mengibaratkan kalau website adalah gabungan dari tiga komponen. Anggap saja website adalah rumah kita.

Domain tadi merupakan alamat rumah, misalnya jalan apa nomor berapa. Kemudian hosting adalah luas rumah. Dan template merupakan tampilan dan desain rumah tersebut.

Saya berikan video lama saya sebagai bahan ilustrasi:

Semakin baik dan terkesan profesional, maka ada harga yang harus dibayar. Di beberapa marketplace template tertentu ada harga tambahan untuk support yang lebih banyak.

Website Developer: Dari Staf atau Rekrut Baru

Website developer idealnya ya cuma mengembangkan website saja. Mereka yang baru lulus dari universitas maupun akademi bisa ditarik untuk mengelola ini.

Hanya saja kembali lagi ke budget perusahaan. Banyak diantaranya yang hanya memiliki biaya pembuatan website tanpa memikirkan bagaimana mengelolanya.

Jasa pembuatan website sebetulnya bisa sekaligus memberi pelatihan untuk mengelola website tersebut. Oleh karena itu, banyak staf tertentu yang diberikan tugas buat mengelolanya tanpa ada rekrutmen staf baru.

Oh iya, website developer ini biasanya juga awam soal SEO dan semacamnya. Sehingga carilah website developer yang sekaligus paham tentang itu dan membantu website punya posisi bagus di SERP.

Sekadar informasi, bagian terakhir ini biasanya lebih mahal dibanding hanya membuat website saja. Itulah mengapa banyak pemilik bisnis yang pada akhirnya hanya memajang domainnya sebagai pelengkap di kartu nama, spanduk, pamflet, dan semacamnya.

Ya, banyak yang segan untuk mengeluarkan biaya investasi pembuatan website.

Biaya Pembuatan Website

Dari poin pertama hingga terakhir, Anda bisa melihat kalau pembuatan website ini tidaklah murah.

Katakanlah sebagai pemilik bisnis Anda bisa melakukannya sendiri. Tapi, tetap ada saja biaya yang dikeluarkan. Paling minimalnya biaya sewa domain.

Buat Anda yang memahami kalau pembuatan website ini sebagai investasi, tentu rela mengeluarkan uang yang lebih sebagai modal.

Anda bisa menyisihkannya dari laba yang selama ini didapatkan. Bisa juga mendapatkannya dari pinjaman modal usaha dari pihak lain.

Catatan yang perlu diingat adalah jangan sampai bisnis Anda merugi hanya gara-gara mengeluarkan modal untuk membuat website ini.

Untuk itulah pesan terakhir dari diskusi dengan teman saya tadi adalah pertimbangkan kembali tujuan membuat website. Kalau memang website ini tidak ada manfaatnya secara bisnis, sekadar buat gaya-gayaan, ya lebih baik tak usah.

Leave a Comment