Buat para blogger yang suka melakukan riset terlebih dahulu, tentu sudah familiar dengan tool dari Google yang bernama Keyword Planner. Seperti apa bentuknya? Yuk, kita kupas lebih lanjut.

Melakukan riset keyword mutlak diperlukan buat mereka yang menginginkan tulisannya dibaca banyak orang. Meski nanti saingannya banyak, keyword yang banyak dicari tetap akan mendatangkan visitor yang lumayan.

Mencari atau riset keyword yang tepat untuk judul artikel agar ramah SEO, kadang-kadang sama sulitnya dengan membuat satu artikel utuh. Bahkan untuk menentukan tema, niche, atau pokok bahasan sejak membuat blog pertama kali, keyword kerap membuat pusing.

Pentingnya Riset Keyword

keyword planner

Seorang teman yang bergiat di komunitas wirausaha sempat terkejut ketika mengetahui urusan keyword atau kata kunci ini. Pada mulanya, ia pengin agar komunitas tersebut dikenal orang banyak. Maka iapun membuat situs dan media sosial secara lengkap dengan target keyword nama komunitasnya sendiri yakni ‘indramayu young enterpreneur’.

Tentu saja situs yang dibuatnya berhasil menduduki peringkat pertama di Google Search. Pasalnya, siapa yang mencari kata kunci tersebut? Siapa saja pesaingnya? Hampir tidak ada. Makanya ketika keyword itu diketik di kolom pencarian, tentu saja Google memberikan hasil semacam itu.

Saat teman saya kebingungan mengapa situsnya tak jua dikunjungi orang, saya pun sedikit menguatkannya dengan kata pamungkas: sabar. Kemudian barulah saya menceritakan soal keyword dari sedikit pengetahuan yang saya dapatkan.

Keyword atau kata kunci merupakan kata ataupun rangkaian kata yang dimasukkan pengguna di Google, Bing, Yandex, dan mesin pencari lainnya untuk mencari informasi tertentu di jutaan situs yang ada di internet.

Keyword yang umum akan menghasilkan informasi yang umum juga. Misalnya kita mencari keyword \’ikan\’. Maka mesin pencari akan memunculkan ikan secara umum, baik definisinya, jenis-jenisnya, hingga olahan masakan yang memakai ikan sebagai bahan bakunya.

Hal yang berbeda ketika kita mencari keyword ‘cara memasak ikan buntal’. Meskipun keyword-nya mengandung ikan, namun informasi yang diinginkan dari keyword tersebut cukup spesifik. Sehingga mesin pencari akan memberikan hasil yang berbeda dengan keyword ‘ikan’ tadi.

Keyword ‘ikan’ memunculkan hasil sebanyak 135.000.000 hasil pencarian dalam waktu 0,39 detik, sementara keyword ‘cara memasak ikan buntal’ memunculkan hasil sebanyak 25.300 hasil pencarian dalam waktu 0,36 detik. Artinya dari segi persaingan, tentu saja bertarung di keyword ‘ikan’ bakal lebih sulit dibandingkan dengan keyword satunya lagi.

Namun untuk mengetahui popularitas dari sebuah kata kunci memang tidak bisa dilihat langsung dari Google Search. Jadi sebelum menentukan keyword yang dipilih, carilah yang kira-kira populer. Jangan karena dengan begitu bisa page one, lantas keyword yang tidak ada pencarinya malah dipilih.

Untuk mencari kata kunci yang populer pada saat tertentu, silakan pergunakan Google Trends. Namun kalau mau merencanakan kata kunci, baik untuk niche situs secara keseluruhan maupun artikel rutin yang diunggah di situs, silakan pergunakan Keyword Planner.

Keyword Planner

Banyak yang bilang memakai Keyword Planner ini berbayar, sebab layanan ini terintegrasi dengan Google Ads. Ya, memanfaatkan Google Ads memang harus bayar, tapi kita bisa memanfaatkan fitur Keyword Planner secara gratis kok.

Silakan kunjungi https://ads.google.com lalu carilah menu Tools & Settings dengan simbol kunci ring pas. Di menu ini akan ditunjukkan menu scroll-down, lalu pilih saja Keyword Planner.

Oh iya, sudah mendaftar sebagai pengiklan di Google Ads? Kalau belum, silakan daftar dulu ya. Soalnya hanya pengiklan Google Ads yang bisa mempergunakan fitur Keyword Planner ini.

Oke lanjut. Kita akan dibawa kepada dua buah menu, yakni ‘Discover new keywords’ dan ‘Get search volume and forecasts’. Masing-masing menu bisa kita pergunakan untuk kebutuhan riset keyword secara gratis.

Discover new keywords berguna untuk mencari tahu popularitas keyword berdasarkan jumlah klik dan impresinya. Buat yang belum paham, jumlah klik adalah ketika situs yang mengandung kata kunci tersebut diklik oleh pengguna mesin pencari. Sementara impresi adalah situs tersebut hanya terlihat saja di mesin pencari, tetapi tidak diklik oleh pengguna.

Di menu inipun bisa terlihat apakah keyword tersebut memiliki persaingan yang tinggi, rendah, atau tidak ada pesaingnya sama sekali. Dan bisa ditebak, keyword ‘indramayu young entrepreneur’ milik teman saya itu memang tidak ada klik, impresi, dan tidak memiliki persaingan sama sekali dalam kurun waktu setahun ini.

Selain untuk melihat jumlah klik dan impresi yang didapat oleh keyword yang kita cari, menu ini pun menunjukkan hal lain. Disini ditunjukkan turunan lain dari keyword yang sedang kita cari. Misalnya soal ‘indramayu young enterpreneur’, maka ditunjukkan beragam varian kata kunci ‘enterpreneur’ lengkap dengan klik dan impresinya.

Sementara itu Get search volume and forecasts lebih ke perencanaan spesifik dari keyword yang akan dibuat kampanyenya. Disini sudah termuat perkiraan nominal yang akan dibelanjakan, klik, dan impresinya, apabila menggunakan keyword tersebut. Silakan pergunakan budget iklan yang anda miliki, kalau tidak…. ya tidak apa-apa.

Keyword untuk Membuat Artikel

Kalau sudah membuat situs yang memiliki kata kunci dengan keyword tertarget, tentu mengisinya dengan artikel-artikel yang relevan adalah keharusan. Hal ini berguna untuk memberikan sinyal pada Google kalau situs kita membahas tema tersebut. Sehingga ketika ada yang mencari dengan tema yang relevan, situs kita bakal diprioritaskan oleh Google atau mesin pencari lainnya.

Ya, orang bilang hal semacam ini dengan sebutan niche. Niche itu mesti konsisten, tidak gado-gado. Kalau pembahasan sekali dua kali melenceng sih wajar. Misalnya niche-nya membahas teknologi, tapi satu-dua kali membahas tentang wisata. Ya tak masalah.

Kalaupun niche-nya membahas teknologi, maka upayakan saja kalau membahas tentang wisata, misalnya, kaitkan dengan teknologi. Misalnya review aplikasi tertentu yang bermanfaat untuk wisata, misalnya review Google Trips.

Selain niche yang konsisten, artikel yang menargetkan keyword yang ramai dicari juga penting untuk membuat artikel bisa masuk ke hasil pencarian pengguna di mesin pencari.

Misalnya kita akan membuat artikel tentang wirausaha. Maka masukkan saja kata tersebut pada menu Discover tadi. Setelah itu klik tombol Get Started.

Setelahnya bakal muncul perkiraan pencarian bulanan dari keyword tersebut hingga biaya kampanye yang akan diperlukan. Sekali lagi, biaya ini kalau kita mengambil opsi pemasangan iklan.

Keyword lain juga muncul lengkap dengan data-data yang sama dengan keyword yang kita cari. Kalau kita mau menantang diri sendiri, silakan ambil keyword yang nilai kompetisinya tinggi untuk ditempatkan sebagai keyword artikel kita.

Setelah keyword diriset, silakan buat artikel dengan memasukkan keyword tersebut ke judul, deskripsi pencarian, paragraf awal, link artikel, dan menempatkan keyword ke beberapa paragraf lainnya. Jangan lupa, berikan caption dan properti (Title text dan ALT text) dengan keyword tersebut ke gambar yang disertakan.

Kalau bisa, jumlah kata dalam satu artikel tersebut mencapai 600 hingga 900. Konon artikel dengan jumlah lebih sedikit dari itu tidak disukai oleh mesin pencari. Sementara kalau terlalu banyak, mata manusia juga kelelahan, dan ini tentu saja tidak baik.

Untuk itulah di blog ini anda jarang menemukan judul-judul artikel yang puitis ataupun clickbait. Sebab saya berusaha sebisa mungkin agar mudah ditemukan oleh mesin pencari. Meskipun saat ini posisi rata-rata dari blog ini berada di angka 10 pada Google Search, mudah-mudahan nanti bisa lebih baik lagi.

Nah kira-kira begitulah pemanfaatan Keyword Planner untuk membuat artikel yang ramah terhadap mesin pencari. Kalau ada tambahan silakan kemukakan saja di kolom komentar.

Shares:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *