Apakah kamu penasaran mengetahui bagaimana memanfaatkan algoritma google untuk perkembangan bisnis? maka kamu tepat diartikel ini dimana anda bisa menyimak penjelasannya dibawah ini.
Algoritma Google merupakan sistem penghitungan yang dibuat oleh raksasa mesin pencari ini untuk memunculkan data-data dari internet ke halaman pencariannya. Sejak tahun 2000, saat Google pertama kali meluncurkan Google Toolbar, saat itulah era algoritma perusahaan yang berawal dari garasi rumah ini dimulai. Dan sampai saat ini, berdasarkan situs MOZ, sudah ada sekitar 600 perubahan algoritma yang dibuat Google, baik yang bernama maupun yang tidak bernama.Pada bulan November 2016 lalu, Google juga mengubah lagi algoritmanya. Namun algoritma ini bukanlah algoritma baru, hanya merupakan pembaruan dari algoritma yang muncul pada dua bulan sebelumnya. Algoritma yang hadir pada bulan September itu pun tidak diberi nama oleh Google, bahkan tak ada pengumumannya sama sekali. Forum-forum internet memberinya nama ‘Possum’.
Algoritma ‘Possum’
Phil Rizek, seorang praktisi SEO di Local Visibility System yang juga kontributor situs MOZ, menyarankan nama untuk perubahan algoritma Google terbaru ini diberi nama dengan sebutan ‘possum‘. Jadi mengapa ada tanda kutip dalam possum ini, karena nama tersebut bukan nama resmi dari Google. Possum adalah sejenis hewan marsupial, atau hewan yang betinanya membawa anaknya di dalam kantong. Kalau di Indonesia, hewan ini sejenis dengan tupai terbang, atau sugar glider.
Algoritma ‘Possum’ secara garis besar memungkinkan pengguna mesin pencari Google mendapatkan hasil pencarian yang lebih relevan. Jika dulu Google memakai hasil pencarian dan laman yang dikunjungi dari hasil pencarian itu, maka kini hasil pencarian yang muncul akan lebih sempit lagi. Maksudnya apa? Lebih enaknya, mari kita simak iklan Google terlebih dulu:
Jadi saya yang berada di Indramayu, dengan kamu yang berada di Jakarta, akan mendapatkan hasil pencarian yang berbeda. Itulah mengapa di beberapa iklan Google ada kata kunci pencarian yang ada embel-embel dekat sini. Misalnya ‘rumah makan dekat sini‘. Nah saya mendapatkan hasil pencarian sebagai berikut:
Kalau kamu dapat hasil pencarian yang mana?
Memanfaatkan Algoritma Google untuk bisnis
Sepertinya algoritma Google tak akan berubah secara drastis dalam waktu dekat. Dalam beberapa artikel saya sebelumnya, Google sedang berupaya memapankan bisnisnya di Indonesia dengan menyeriusi Google My Bussiness. Lupakan dulu soal sangkutan pajaknya, ya. Google memang berupaya menyasar pelaku usaha kecil di Indonesia untuk tampil secara baik di hasil pencarian Google. Dan inilah peran dari algoritma ‘Possum’.
Pengguna mesin pencari akan diarahkan ke bisnis lokal terdekat. Dan kabar baiknya, kamu selaku pemilik bisnis lokal bisa lebih banyak muncul di internet jika ada pengguna yang mencari layanan yang relevan. Misalnya soal rumah makan seperti diatas. Dan kabar baik yang kedua, tentu saja layanan dari Google yang satu ini gratis, meski setiap saat kita ditawari untuk memasang iklan di Google Adwords.
Bagaimana caranya?
Pertanyaan itu yang sering ditanyakan oleh pemilik bisnis lokal. Untuk muncul di internet, secara umum yang dipikirkan oleh orang-orang adalah membuat akun di media sosial, dan membanjiri jaringan pertemanannya dengan produk jualan. Suka atau tidak suka jaringan pertemanan itu, kita tetap membormbardirnya dengan update barang-barang jualan. Salah? Nggak juga sih, ini relatif. Namun jika ada orang yang tak suka, kita bakal di-unfollow.
Hal yang berbeda dengan Google Search. Disini, pengguna mesin pencari adalah orang-orang yang memang membutuhkan panduan terhadap sebuah layanan yang berada di sekitarnya. Ia membuka Google Apps, mencari sesuatu, dan Google mengarahkannya ke bisnis kita. Namun arahan Google tentu tak serta merta hadir begitu saja. Pemilik bisnis mesti melakukan sesuatu.
Yang harus dilakukan pertama kali adalah memperbarui lokasi tempat usaha di Google Maps. Coba cari tempat usaha kita di layanan peta Google ini. Jika ada, maka sesuaikan dengan data tempat usaha kita. Upayakan agar relevan dan sesuai dengan jenis usaha kita. Jika usaha kita merupakan rumah makan, maka jangan isi data tersebut dengan tempat wisata, misalnya. Unggah foto-foto yang mewakili tempat usaha kita. Bagaimana jika tempat tersebut tidak ada di Google Maps? Ya kita mesti membuatnya. Oh iya, untuk isian situs, kita isi dengan landing page bisnis kita, namun kita pun bisa mengisinya dengan akun di media sosial, atau lebih bagus lagi blog atau situs yang pernah membahas tempat usaha kita.
Jika di Google Maps tidak ada, biasanya kita akan diberikan opsi ‘add a missing place to Google Maps‘. Lalu isi form yang disodorkan, dan lakukan langkah seperti diatas. Penambahan data ini akan memakan waktu sekitar 24 jam. Namun untuk Google Local Guides yang levelnya sudah bagus (level 3 keatas), penambahan dan pembaruan tempat seperti ini hanya memakan waktu hitungan jam saja, bahkan menit.
Langkah setelah melihat lokasi tempat usaha di Google Maps adalah mendaftarkan diri di Google My Business. Disini, Google akan melakukan verifikasi via telepon, juga surat ke alamat yang dituju. Kita bakal ditawari untuk mendaftar di Google Adwords. Disini kita bisa skip saja. Atau jika memang punya budget, ya lebih bagus mendaftar saja supaya lebih tahu jumlah pengguna Google di sekitar tempat usaha.
Saya menerapkan kata kunci air-minum-siap-antar-indramayu untuk tempat usaha Zahra RO diatas. Dan hasilnya setelah memakai kata kunci ‘air minum siap antar dekat sini’, ia muncul lengkap dengan tampilan laman di Google Maps-nya.
Yang perlu diingat dari semuanya adalah algoritma tetaplah algoritma, kadang ada kekeliruan hasil pencarian yang sebenarnya tidak relevan dengan penggunanya. Meski jumlahnya kecil, kadang-kadang ini bisa terjadi juga. Dan sebagai penutup, algoritma tetap berjalan dengan pemrosesan kata kunci yang kita input di tab mesin pencari. Sehingga kata kunci yang kita sesuaikan dengan tempat bisnis kita mestilah relevan dengan tempat usaha dan kira-kira banyak dicari orang.
Memanfaatkan Algoritma Google Untuk Bisnis