Halo, teman-teman. Pada artikel ini, saya sedikit curhat tentang kondisi Bandara Kertajati, dan betapa gembiranya ketika mendengar kabar bandara ini akan ramai lagi. Satu hal pula yang ingin saya harapkan adalah tersedianya airport shuttle bus sebagai transportasi yang terintegrasi. Untuk mengetahui apa itu airport shuttle bus, simak selanjutnya hanya di situs ini.
Sebagai warga Indramayu, saya menyambut gembira atas pengalihan penerbangan domestik dari Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung ke Bandar Udara Kertajati Majalengka. Bandara yang menelan biaya Rp2,6 triliun itu memang sempat kosong karena alasan ekonomis yang dikeluhkan dari perusahaan maskapai.
Warga Bandung yang terbiasa bepergian keluar kota dengan transportasi udara pastinya kecewa. Kekecewaan ini sudah banyak direkam oleh media massa. Bahkan penulis kondang, Tere Liye, yang juga tinggal di Bandung mengeluhkan hal yang sama di fanpage Facebook-nya.
Sebagian warga Bandung ini akan mengalami shock, kata pengamat Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Yayan Satyakti. Namun kondisi itu akan hilang dengan sendirinya ketika waktu berjalan dua hingga tiga tahun kemudian. Selain mereka mampu melakukan recovery secara mandiri, pemerintah pun mulai membangun transportasi yang terintegrasi di Bandara Kertajati.
Infrastruktur sudah mulai dibangun seperti jalan tol Cisumdawu yang menghubungkan Bandung dengan wilayah Bandara Kertajati. Infrastruktur kereta api pun mulai direncanakan untuk segera dibangun agar Bandung ke bandara yang memiliki luas 3200 hektar itu bisa terhubung secara efisien.
Dengan beragam kebijakan yang mengintegrasikan Bandara Kertajati agar mudah diakses inilah yang membuat saya cukup bergembira. Jarak rumah tinggal saya ke bandara ini memang tak terbilang dekat juga, yakni sekitar 55 kilometer. Namun ketika bandaranya lebih dekat, opsi untuk naik transportasi udara bisa terbuka lebih lebar.
Berharap Seperti Soekarno-Hatta
Di negeri ini, integrasi transportasi yang terbilang paling lengkap memang ada di Bandara Soekarno-Hatta. Di tempat ini, kita bisa naik pesawat terbang dari berbagai daerah, kemudian bisa keliling Jakarta dengan transportasi darat apapun. Kita bisa memilih kereta, bus, ataupun minibus dan mobil kecil. Semuanya terintegrasi dengan bandara tersebut.
Kalau memilih kereta, tentu keuntungannya harga tiket lebih murah. Sayangnya, transportasi ini tidak bisa menjamah banyak tempat. Sehingga kita tidak memiliki opsi yang banyak. Lain halnya kalau menggunakan mobil kecil. Kita bisa menjamah banyak tempat, namun harga tiketnya tentu lebih mahal.
Untuk merencanakan perjalanan, kalau memungkinkan pilihlah airport shuttle bus. Dengan fasilitas transportasi ini, tempat yang dijangkau lebih banyak namun harga tiketnya lebih murah. Shuttle bus ini melayani rute dari Bandara Soekarno-Hatta ke tempat-tempat strategis di Jakarta seperti Stasiun Gambir dan Blok M.
Saya ambil contoh armada shuttle bus-nya Bluebird, yakni Big Bird. Shuttle bus ini melayani rute dari bandara ke Jatinegara, Bekasi Barat, Blok M, Thamrin City, Kalibata, Tanah Abang, Jakarta Kota, dan Stasiun Gambir. Ya meski lokasi bandara ini berada di Tangerang, tapi integrasi transportasi memang membawa penumpang dari dan ke Jakarta yang lebih banyak. Dan ini tentu realistis.
Untuk rute tersebut diatas, Big Bird mematok harga tiket Rp40.000 saja per orang. Kalau kita membelinya melalui Traveloka bahkan hanya Rp39.000 saja per orang. Harga ini tentu jauh lebih murah daripada menggunakan mobil pribadi yang bisa mencapai diatas Rp150.000.
Layanan Big Bird Airport Shuttle memang baru diresmikan pada bulan Mei 2017. Namun meski belum seumur jagung, perusahaan yang berada dibalik Big Bird ini sudah malang-melintang di industri transportasi sejak tahun 1972. Meski sempat dilanda kemelut saat moda transportasi berbasis aplikasi hadir, nyatanya 47 tahun perusahaan ini tetap tegar dan terus berinovasi hingga tetap bertengger sebagai perusahaan transportasi bonafit di Indonesia.
Makanya ketika layanan airport shuttle ini dihadirkan, banyak pihak yang cukup antusias menyambutnya. Sebab selain bisa menjangkau lokasi strategis dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta, layanan Big Bird ini memiliki keistimewaan lain seperti waktu keberangkatan dan pick-up hingga tengah malam, tempat drop-off dan jemput yang jelas, bebas antrean di bandara, harga di tiket yang sudah final, juga banyak fasilitas yang menunjang kenyamanan penumpang.
Buat yang berencana menggunakan layanan yang kerap disebut Big Bird JAC (Jabodetabek Airport Connection), silakan kunjungi saja situs atau aplikasi Traveloka di Play Store atau App Store kalau belum diunduh. Di situs tersebut kita bisa melihat-lihat lebih jauh tentang Big Bird, opsi yang ditawarkan, dan yang penting bisa secara langsung memesannya melalui tombol yang disediakan.
Nah, saya berharap Bandara Kertajati juga bisa memiliki fasilitas yang sama seperti diatas. Sebab kata Prie GS dalam bukunya ‘Menjual Diri’, kita harus memiliki kemampuan dalam menguasai ruang. Penguasaan ruang ini penting agar kita tidak kaget dengan hal-hal mewah yang mungkin sudah sering dilakoni orang-orang Jakarta. Ya seperti keliling kota dengan bus yang nyaman dengan rute yang jelas seperti Big Bird ini.
Makanya ketika Bandara Kertajati ini hadir, penguasaan ruang buat saya pribadi bakal bertambah dua poin. Poin pertama adalah semakin sering berkunjung ke bandara sehingga paham apa yang mesti dilakukan kalau suatu saat naik pesawat terbang. Dan poin kedua, bisa merasakan kenyamanan bus Big Bird Airport Shuttle dari Bandara Kertajati ke Terminal Indramayu.
Mudahnya Keliling Kota dengan Airport Shuttle Bus Bandara