Buat yang pernah mengalami mata kering, pasti tahu betapa tidak nyamannya gangguan mata yang satu ini. Meski sumber sakitnya di bagian depan, tapi keseluruhan kepala rasanya ikut-ikutan sakit juga.
Secara fisik, mata kering bisa tampak sebab biasanya bola mata menjadi berwarna kemerah-merahan. Selain warna bola mata yang sedikit berubah, mata kering juga bisa tampak sembab. Hal ini dikarenakan kelenjar air mata merespon mata yang kering itu dengan menghasilkan lebih banyak air mata.
Mata kering merupakan kondisi dimana mata tidak mendapatkan lubrikasi yang normal. Kondisi ini menyebabkan mata sangat rentan terganggu oleh benda asing dari luar. Dalam istilah kedokteran, mata kering disebut keratoconjunctivitis sicca. Baca juga Betason N: Krim Ampuh di Toko SehatQ Penghilang Kulit Radang Akibat Bakteri
Untuk yang tidak memiliki gejala fisik seperti diatas, mata kering juga memiliki banyak gejala lain yang tidak tampak. Beberapa gejalanya seperti mata pegel, perih, dan sepet. Gejala ini disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor Penyebab Mata Kering
Sepengalaman saya, faktor yang menyebabkan mata kering sangat banyak. Sebab meskipun memiliki kelopak yang berguna untuk melindungi, namun mata tidak serta merta aman setiap saat. Hal ini disebabkan fungsi mata sendiri sebagai organ penglihatan yang hanya diistirahatkan ketika tidur. Saat mata dibawa beraktivitas, potensinya untuk terganggu oleh banyak hal sangat besar.
Saya sendiri pernah mengalami mata kering semacam ini. Aktivitas saya sebagai pekerja sosial cukup menumbuhkan potensi terserang gejala-gejala mata kering diatas. Sebab selain banyak beraktivitas diluar ruangan, berurusan dengan entri data di depan komputer dan smartphone juga hampir sama durasinya. Baca juga Aplikasi USG Kehamilan Terbaik Android
Pada mulanya saya tak terlalu menghiraukan ketika mata lelah. Karena bisa jadi hal tersebut disebabkan karena saya berkendara cukup lama menuju ke wilayah dampingan. Untuk mengatasinya kadang-kadang hanya dikompres dengan air hangat saja agar otot-otot mata kembali normal. Tindakan ini kadang berhasil, namun lebih sering gagal. Kalau gagal malah jadi perih, karena mata kemasukan air.
Kalau mengingat-ingat jalan menuju lokasi dampingan saya yang penuh debu, karena ada sebagian yang masih belum diaspal, sebagian lagi jalannya rusak, dan hampir separuh lagi berupa jalan sawah yang masih berupa tanah, memang sangat mungkin menjadi penyebab mengapa mata terasa perih-perih gitu. Bahkan ketika menemui jalan yang tak berdebu sama sekali, terpaan angin sawah di musim kemarau yang dingin seperti sekarang cukup membuat mata perih juga.
Gejala ini ditambah akibat seringnya saya beraktivitas di depan komputer. Baik karena melakukan entri tugas pekerjaan, maupun aktivitas menjadi bloger. Aktivitas ini kerap saya lakukan hingga larut malam karena siangnya mesti ke lapangan. Mungkin ini yang menyebabkan mata pegel.
Kalaupun tidak di depan komputer, aktivitas saya yang lain ya seperti orang-orang pada umumnya. Misalnya mengunjungi media sosial, berselancar di situs-situs informasi, dan utamanya bermain game. Semuanya dilakukan melalui smartphone.
Rutinitas saya bersama smartphone cukup intens. Apalagi sekarang ketika tugas entri data di pekerjaan bisa menggunakan smartphone. Sebelum amanah pekerjaan pun, smartphone sudah menjadi sarana digital yang jauh lebih sering dibuka daripada komputer. Setelah saya tahu, kebiasaan ini ternyata yang menjadi penyebab mengapa mata sepet.
Kalau beraktivitas di rumah, mata perih semakin tidak menemukan kesembuhannya. Sebab ada pendingin ruangan di rumah agar anak saya merasa nyaman. Kenyamanan anak tentu kebahagiaan saya. Tetapi masalahnya, saya tidak nyaman dengan hawa dingin dari AC.
Kalau bertemu AC, kalau bisa dimatikan, ya lebih bagus. Namun adakalanya demi kepentingan bersama, saya yang mesti jauh-jauh dengan benda yang satu ini. Paling tidak, jauh dari hembusan anginnya secara langsung. Sebab meski tidak langsung masuk angin, hembusan AC membuat mata perih.
Faktor-faktor seperti debu jalanan, sering berkendara, lama di depan komputer dan smartphone, terkena AC, memang menjadi beberapa faktor penyebab mata kering. Faktor lainnya juga sangat mungkin menyebabkannya, seperti terlalu lama membaca buku, terkena hembusan hair dryer, atau apapun saja aktivitas yang membuat mata jarang berkedip. Tetapi ada juga faktor internal seperti gangguan hormon maupun efek samping dari obat-obatan yang menyebabkan mata kering.
Selain itu usia juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Semakin tua usia seseorang, maka potensi terkena mata keringnya cukup besar. Hal ini disebabkan kelenjar air mata yang dimilikinya mengalami penurunan produksi air mata seiring menuanya usia.
Solusi Mengatasi Mata Kering
Saya sering disarankan oleh istri untuk mengurangi durasi di depan layar komputer dan menatap smartphone. Tujuannya sangat baik, sebab berguna mengurangi gejala mata kering. Namun kedua hal tersebut terkait pekerjaan saya untuk mengentri data dan hobi saya sebagai bloger.
Banyak yang menyarankan juga agar banyak memakan ikan laut, sebab sumber makanan tersebut mengandung banyak omega-3. Kandungan tersebut bermanfaat buat menyehatkan mata dan mengurangi mata kering. Untunglah saya gemar makan ikan laut, apalagi dibakar, dan lebih senang lagi kalau ditraktir.
Mereka tidak menyarankan saya untuk meninggalkan rokok. Sebab saya memang tidak merokok. Tetapi saya sudah sebisa mungkin menghindari orang-orang yang merokok, agar tidak menjadi perokok pasif.
Faktor-faktor yang menyebabkan mata kering diatas sebisa mungkin saya hindari. Tetapi adakalanya terpaksa karena tuntutan pekerjaan atau kebutuhan hobi. Untuk itulah terakhir yang saya lakukan adalah menggunakan obat tetes mata.
Untuk obat tetes mata, saya memakai Insto dari Combiphar. Merek yang satu ini sudah menjadi langganan setia apabila mata tiba-tiba merah karena beberapa sebab. Namun kali ini ada yang unik dari Insto.
Saya sempat bingung saat bermaksud mengambil Insto dari rak obat-obatan di toko ritel. Sebab disitu Insto terdiri dari dua macam. Pertama ada Insto dengan kemasan berwarna hijau bergradasi ke putih. Kemudian yang kedua ada Insto dengan kemasan hijau bergradasi ke putih lalu biru di bagian bawahnya. Setelah saya amati dengan seksama, keduanya berbeda. Insto yang pertama bertuliskan Insto Regular, sementara yang kedua bertuliskan Insto Dry Eyes.
Saya pun mengambil yang kedua, Insto Dry Eyes. Sebab peruntukkannya memang berbeda dibandingkan yang reguler. Insto Dry Eyes diperuntukkan khusus buat mengurangi gejala mata kering seperti yang telah disebutkan diatas. Obat tetes mata ini mengandung Hydroxypropyl methylcellulose, sebuah zat yang memiliki kandungan yang mirip dengan air mata.
Oh iya, sekadar informasi saja, air mata yang berfungsi melumasi bola mata itu mengandung tiga hal besar, yakni lemak, lendir, dan air. Fungsi air mata sendiri selain memberikan pelumas agar mata tidak kekeringan, juga bisa mengusir bakteri jahat dari mata. Nah, Insto Dry Eyes ini dibuat semirip mungkin dengan air mata. Singkatnya obat tetes mata ini merupakan air mata buatan.
Buat yang baru pertama kali mencoba Insto Dry Eyes, rasa di matanya sedikit berbeda dengan Insto reguler atau Insto sebelumnya. Kalau dulu, bahkan obat tetes mata apapun bakal memunculkan rasa pahit di tenggorokan. Nah, Insto Dry Eyes ini enggak. Tetes mata yang ini hanya menimbulkan sensasi adem, dan selang beberapa saat gejala mata kering pun berangsur-angsur menghilang.
Itulah mengapa, saat ini Insto Dry Eyes menjadi bawaan wajib ketika saya beraktivitas. Sebetulnya saya berharap saya tak pernah menggunakannya. Tetapi daripada nanti mata kering ini menjadi semakin parah lebih baik mencegahnya terlebih dulu. Bye, mata kering!
Mata Kering: Faktor Penyebab dan Solusi Mengatasinya