Blog Bang Doel – Ini tulisan lama tentang KlikQuick. Saat ini KlikQuick sendiri sudah terlihat tak lagi eksis. Hanya terlihat situsnya saja yang beralamat di https://klikquick.id/. Dan itupun tak berfungsi sebagaimana biasanya.
Buat yang pengin melanjutkan bagaimana kiprah KlikQuick dalam mewarnai kebutuhan transportasi berbasis aplikasi, silakan dibaca artikel berikut ini, ya.
Suatu ketika saya menemui mobil dengan stiker Uber masuk ke gang perumahan yang saya tinggali. Hari selanjutnya, istri bertanya apakah benar Grab sudah bisa digunakan di Indramayu? Sebab sebelumnya keriuhan pro-kontra ojek online baru mampir di Cirebon saja. Setelah saya instal kedua aplikasinya, ternyata benar kedua platform digital transportasi itu sudah tersedia di tempat tinggal saya. Sayangnya layanan antar makanan belum tersedia.
Belum masuknya pemain besar seperti Go-Jek, Uber, dan Grab ke kota-kota kecil seperti Indramayu, dibaca sebagai peluang. Ya, peluang untuk memasukkan platform digital lainnya dan mencoba mendahului perebutan market share. Sejak Januari 2018 kemarin, masuklah KlikQuick ke Indramayu.
KlikQuick bermula dari Tasikmalaya. Berdasarkan informasi dari Rancahpost, KlikQuick sudah beroperasi sejak 2016. Hanya saja, pada saat itu teknis kerjanya dilakukan melalui telepon, SMS, WhatsApp, Line, dan BBM. Platform layanannya berupa ojek online 24 jam yang melayani penjemputan anak sekolah, kirim paket, pemesanan tiket, dan lain-lain. Setahun kemudian aplikasi Android-nya dibuat.
Baca juga Mesin EDC Gopay Dibalik Suksesnya Resto UMKM Ini
Marketplace UMKM Rasa Ojek Online
Apa itu KlikQuick?
KlikQuick merupakan platform digital yang memosisikan dirinya sebagai marketplace. Selayaknya marketplace, maka ada penjual dan pembeli yang melakukan transaksi. Namun yang membedakan antara KlikQuick dengan marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Kaskus dan lainnya, adalah penyediaan layanan antar.
Marketplace ini boleh jadi merupakan gimmick marketing yang dikembangkan oleh KlikQuick. Sebabnya platform etalase digital yang menjadi ciri khas marketplace secara umum hanya benar-benar menjadi etalase di aplikasi KlikQuick. Pengguna hanya bisa memesan layanan melalui peta berbasis geo-location, sehingga meskipun marketplace itu bisa diakses di seluruh Indonesia, proses transaksi hanya bisa dilakukan dengan layanan antar berupa ojek. Entahlah mengapa KlikQuick mesti repot-repot membuat \’beranda\’ yang memuat seluruh marketplace yang terdaftar kalau transaksinya hanya memakai layanan ojek lokal saja. Baca juga Contoh Bisnis Plan Makanan Unik
Cara Kerja KlikQuick
Dalam skala wilayah kabupaten, KlikQuick setidaknya memiliki tiga unsur pokok, yakni Mitra Cabang, Mitra Merchant dan Mitra Driver. Mitra Cabang berfungsi sebagai operator yang melakukan koordinasi antara Mitra Merchant dengan Mitra Driver. Sementara itu Mitra Merchant adalah pemilik layanan jasa perdagangan dan Mitra Driver adalah kurir yang memiliki tugas melayani pengantaran barang yang dipesan konsumen melalui aplikasi KlikQuick.
Mitra Cabang sendiri terdiri dari dua unsur, pertama Mitra Cabang Kabupaten yang ketuanya sering disebut sebagai Koordinator Kabupaten (Korkab) serta Mitra Cabang Kecamatan yang ketuanya disebut dengan Koordinator Kecamatan (Korcam).
Menurut penuturan salah satu Korcam KlikQuick, Mitra Cabang ini bertugas merekrut Mitra Merchant dan Mitra Driver. Jadi meskipun KlikQuick merupakan platform digital, ia tak sepenuhnya memakai e-registration. Sehingga pendaftaran merchant dan driver harus melalui Mitra Cabang.
Penghasilan yang didapatkan Mitra Driver akan menjadi milik sendiri secara penuh, tanpa pemotongan apapun. Hanya saja untuk pendaftaran pertama, setiap Mitra dikenakan biaya sebesar Rp250.000 yang bisa dibayarkan separuhnya terlebih dulu. Sementara bagi Mitra Merchant, setahu saya tidak dikenakan biaya apapun, kecuali Gold Merchant. Bagi Gold Merchant akan dikenakan biaya sebesar Rp10.000 setiap bulan.
Tarif KlikQuick
Kalau mengacu pada tarif ojek online di 2018, di Indramayu sendiri tarif KlikQuick hampir mirip dengan tarif GrabBike. Setiap konsumen yang memesan makanan akan dikenakan tarif Rp5.000 untuk jarak 1 kilometer. Setelah 1 kilometer terlewati, setiap 1 kilometer selanjutnya akan dikenakan biaya sebesar Rp1.500 tanpa kecuali. Ini berbeda dengan GrabBike, dimana setelah 12 kilometer tarifnya berubah menjadi Rp2.500. Jadi kalau dihitung-hitung memang lebih murah KlikQuick, apalagi pada GrabBike dikenal istilah jam sibuk dimana setiap konsumen dikenakan tambahan Rp2.500 setiap pesanan.
Komparasi KlikQuick dengan GrabBike ini hanya berlaku di wilayah Indramayu, karena di daerah ini memang sudah hadir platform asal Malaysia tersebut. Saya belum mengetahui tarif KlikQuick di kota lainnya.
Kesimpulan
KlikQuick memiliki potensi yang bagus untuk bersaing dengan platform lainnya. Meski terselubung dibalik ‘demi UMKM’, pada kenyataannya KlikQuick punya konsep yang tidak berbeda dengan layanan ojek online sejenisnya. Keunggulan KlikQuick adalah ia terlahir dari rahim ‘desa’, dimana strateginya mungkin meniru Mao Ze Dong, yakni ‘desa mengepung kota’. Di kota-kota kecil, layanan semacam ojek online belum semasif di kota besar. Asal ada edukasi dan promosi yang gencar, penduduk di kota kecil pun bisa menjadi konsumen yang potensial bagi KlikQuick.
Ada keunggulan lain, KlikQuick sering memberikan semacam mentoring bisnis perwilayah masing-masing bagi Mitra Merchant dan Mitra Driver yang dilakukan oleh Mitra Cabang masing-masing. Sesuatu yang kurang ditemukan pada layanan ojek online sejenisnya. Bagaimana? Mau bergabung dengan KlikQuick? Silakan unduh aplikasinya Playstore ya.
KlikQuick, Marketplace UMKM Rasa Ojek Online