6 Tips Membuka Jasa Catering, Agar Finansial Tak Pernah Kering

Jasa boga atau lumrah disebut dengan jasa catering merupakan sebuah usaha yang memfokuskan layanannya untuk menyediakan masakan siap santap untuk kebutuhan hajatan, pesta, rapat, dan semacamnya. Untuk membuka usaha semacam ini kelihatannya memang mudah. Tapi tahukah kamu bahwa banyak yang gagal sejak perencanaan?

Banyak orang berpikir membuka jasa catering hanya memerlukan modal, pintar masak, dan punya langganan. Ternyata tidak. Tiga hal tersebut hanya modal dasar semata yang juga cukup primer dibutuhkan dalam membuka usaha jasa ini. Tapi ternyata ada lebih dari itu untuk membuat jasa catering kamu langgeng, bertahan, dan berujung cuan yang teurs mengalir.

Saya menyarikan langkah-langkah memulai usaha jasa catering dari berbagai kisah sukses para pengusaha yang tersebar di media. Rata-rata mereka melakukan langkah-langkah dibawah ini, baik dalam perencanaannya, pelaksanaannya, maupun pada tahapan evaluasi. Mari kita sebutkan satu-persatu.

Saya tidak memasukkan kerja keras dan kerja cerdas dalam poin-poinnya ya. Karena bagaimanapun dua poin tersebut bakal terintegrasi dalam diri setiap pengusaha maupun calon pengusaha manapun.

1. Punya Usaha Kuliner Permulaan

Banyak pengusaha catering yang kini sudah sukses ternyata tidak langsung membuka jasa catering. Mereka justru niatnya membuka usaha kuliner kecil-kecilan. Pelanggannya biasanya yang dekat-dekat saja. Pada satu kesempatan, ada yang pesan dalam jumlah belasan dan ternyata enak. Pesanan itu kemudian berulang dengan jumlah yang lebih banyak, dan rasanya masih sama enaknya.

Kelipatan-kelipatan pesanan itu karena adanya portofolio di awal berupa usaha kuliner permulaan yang enak. Sebab sebetulnya jasa catering merupakan perpindahan dari usaha kuliner rumahan yang kemudian dibungkus atau ditingkatkan kuantitasnya sesuai dengan pesanan. Para pengusaha catering yang sukses telah melewati konsistensi dari perpindahan itu.

2. Modal yang Besar

Saya menganggap bahwa usaha tanpa modal itu merupakan usaha omong kosong. Sebab semua usaha butuh modal. Hanya bedanya apakah itu modal sendiri, modal saudara, modal bos, atau modal siapapun, itu soal yang berbeda. Sebab, sekali lagi, semua usaha tetap saja membutuhkan modal. Termasuk membuka jasa catering.

Untuk membuat usaha kuliner agar orang-orang tertarik dengan masakan kamu, tentu membutuhkan modal yang biasanya tak cukup Rp100.000 hingga Rp200.000. Paling tidak kamu harus menyiapkan cadangan modal untuk membuat bisnis yang dimulai itu tetap bertahan. Ya, bertahan meski kamu mengalami kerugian dalam beberapa hari pertama.

3. Siapkan Promosi

Dalam beberapa hari pertama, adakalanya orang-orang masih meragukan masakan kamu. Banyak diantara mereka yang cederung menghindar terhadap usaha kuliner yang baru. Mulai dari khawatir tidak enak, harganya mahal, hingga kualitas kesehatannya diragukan. Pokoknya macam-macam alasannya.

Dari situlah kamu bisa mulai melakukan promosi mulut ke mulut. Siapkan media promosi online juga. Kalau kamu punya jaringan pertemanan, lebih baik lagi. Ajak mereka untuk mencicipi masakan kamu. Tentu dengan diskon yang sudah kamu siapkan dan rencanakan. Lakukan promosi ini dan lakukan evaluasi secara rutin.

4. Siapkan Kesan Baik untuk Pesanan Pertama

Pada fase selanjutnya, pesanan akan datang setelah orang-orang mengetahui kamu memiliki bisnis kuliner. Ini merupakan tahapan selanjutnya dari usaha kamu dalam menjalani jasa catering. Akan selalu ada orang yang pertama, termasuk untuk memesan catering di kamu. Jangan sia-siakan hal tersebut.

Kamu mesti menunjukkan bahwa jasa catering kamu tidak mengecewakan. Kamu harus tepat waktu dalam menyediakan makanannya, rasanya enak, kemasannya baik, dan cara penyajiannya juga tidak kaleng-kaleng. Dari sini akan terbentuk persepsi di benak orang-orang yang memesan bahwa jasa catering kamu merupakan yang terbaik yang pernah mereka pesan. Pertahankan dan tingkatkan hal tersebut di pesanan selanjutnya.

5. Konsistensi dalam Layanan dan Rasa

Para pengusaha yang sukses adalah mereka yang pandai melakukan kalkulasi terhadap kebutuhan usahanya. Sama juga dengan pengusaha jasa catering. Ia mesti tahu untuk kebutuhan pesanan sekian ribu paket makanan yang harus jadi dalam waktu sehari, maka ia memerlukan sekian orang juru masak dan juru kemas. Begitu juga hitung-hitungan transportasinya.

Pengusaha jasa catering yang tidak bisa melakukan kalkulasi ini, bisa menyebabkan reputasinya surut karena, misalnya, pesanannya telat, rasanya berubah, atau kualitas kemasannya buruk. Hal ini menjadi bukti bahwa ia tak bisa konsisten dalam menjalani usaha jasa catering tersebut.

6. Selalu Terbuka Terhadap Pengetahuan Baru

Selera masyarakat terkadang bisa berubah dalam hitungan waktu tertentu. Hal ini tentu saja termasuk urusan masakan. Bahkan sekelompok orang tertentu juga bisa berbeda untuk urusan lidah. Misalnya antara lidah keturunan Arab dengan keturunan China. Keduanya berbeda. Nah, inilah yang harus dipahami sebagai pengetahuan baru.

Loh, kalau begitu konsistensi soal rasa juga berubah dong? Bukan begitu. Maksudnya adalah memahami citarasa secara umum antara satu kelompok dengan kelompok yang lain dan perkembangan seleranya. Misalnya ada satu kelompok yang alergi dengan acar, maka dalam masakan dagingnya tak perlu diberi acar. Kira-kira begitu.

Itulah enam tips awal dalam membuka usaha catering. Tentu didalamnya tidak ada tips untuk belajar masak agar setara chef bintang lima. Meskipun memang banyak pengusaha catering yang bisa masak, tapi yang namanya pengusaha mereka lebih memilih untuk menyewa koki handal. Sebab tenaganya bakal terkuras untuk mengurusi manajemen.

Leave a Comment