5 Tips Membangun Fanpage untuk Online Shop di Facebook

Anda ingin membangun fanspage untuk bisnis online shop anda di Facebook agar laris dan memiliki banyak pengikut? dimana Fanspage atau biasa juga disebut FP FB ini merupakan salah satu fitur terbaik untuk mengembangkan bisnis online.

Jualan di Facebook memang tak terbatas domain mahmud saja. Mahmud, tahu ‘kan? Iya, mamah muda, kadang-kadang pakai tambahan ‘abas’ alias anak baru satu. Tapi ini domain siapapun yang berniat mengorbitkan produknya namun terbatas pada kesibukannya yang lain, dengan memanfaatkan kemampuannya yang memang masih terbatas di Facebook. Blog nggak nyampe, website apalagi masih jauh. Ya, paling banter melebarkan sayap di Twitter. Untuk itulah, tak ada salahnya memaksimalkan penjualan meski hanya lewat Facebook.

Tapi, pertama kali yang perlu dikemukakan adalah soal penting ‘kah sebuah fanpage bagi produk kita?

Jawaban dari pertanyaan tersebut mesti dikembalikan pada fungsi dari sebuah fanpage. Menurut saya pribadi, fanpage merupakan pembendaan dari personal kita yang humanis. Meskipun itu fanpage tokoh? Iya. Selama ada tombol ‘like’ di dalam fanpage tersebut, tentu kita bakal bertanya-tanya siapakah admin-nya. Apakah si tokoh itu sendiri, sekretarisnya, relawannya, atau istrinya yang menjadi admin? Entahlah. Apalagi fanpage sebuah produk, bukan?

Memisahkan antara urusan akun pribadi dengan fanpage tentu menjadi hal yang krusial, dan disini bisa kita jawab bahwa memiliki fanpage untuk urusan jualan di facebook itu penting. Tapi sebelum terburu-buru membuat fanpage untuk barang dagangan kita, pertama kali yang mesti dilakukan adalah memperhatikan hal-hal berikut ini:

Tips Membangun Fanpage untuk Online Shop di Facebook

fanpage

1. Membangun Kepercayaan

Pandangan sekian detik akan menentukan penilaian yang sesungguhnya. Begitu om Gladwel bilang dalam ‘Blink’. Maka dalam jagat maya yang bertabur jutaan konten, penting untuk membuat fanpage yang menarik. Tapi kemenarikan dan keunikan fanpage kita, tentu akan dikalahkan oleh kepercayaan yang membuahkan loyalitas konsumen. Kalau fanpage yang kita buat bertema daerah yang berbau chauvinism, its okay buatlah asal bawa-bawa nama daerah, maka banyak yang like. Namun produk yang secara umum di pasar tradisional terdekat pun tersedia, maka apa yang menjadi nilai tambah bagi jualan kita? Maka kepercayaan memegang peran utama disini, dan bakal melahirkan loyalitas. Caranya?

Pakai dulu akun pribadi kita untuk jualan. Ingat, jangan memberondong jaringan teman kita dengan tulisan-tulisan hasil copy paste. Iya, saya tahu kamu pegiat MLM dan upline kamu sudah punya tulisan baku. Tapi alih-alih teman kamu membeli, malah timbul sebel, bahkan sampai report as spam. Beuh, berabe sekali. Saya punya pengalaman dengan kasus semacam ini, tapi kasusnya di BBM. Ada, teman lama yang saat ini jadi pegiat online shop produk kecantikan. Dia add PIN BB saya. Bayangkan saja, teman lama, add PIN BB, bukannya nanya kabarnya gimana, tapi malah jualan produk via broadcast. ‘Kan nyebelin. Baca juga 5 Bisnis Afiliasi Indonesia Dengan Komisi Tinggi

Buatlah thread yang pendek saja, dengan gambar sendiri yang eye catching. Kemudian lakukan dialog sewajarnya dengan jaringan teman kita. Syukur-syukur disertai humor yang sewajarnya. Lalu jika ada teman yang tertarik membeli dan mengajak COD, datanglah lebih awal 5 – 10 menit, dan pastikan tempatnya aman untuk transaksi. Atau kalau ia meminta jasa ekspedisi, upayakan sesibuk apapun untuk segera kirim dan berilah nomor resinya tanpa diminta.

Kalau sudah ada 15-20 pembeli, atau 10 kali pembelian tapi ada beberapa diantaranya yang kembali membeli di kita, baru buatlah fanpage-nya. Sertai pengumuman bahwa untuk jualan pakai fanpage tersebut, dan urusan pribadi pakai akun sendiri. Minta teman-teman kita untuk memberi testimoni. Sertakan link komentar tersebut, buatlah semacam meme-nya. Jadikan testimoni itu album sendiri di fanpage tersebut.

2. Merumuskan Nama

Cara membuat fanpage silakan buka Google. Tapi ada satu yang paling penting menurut saya, hindari penggunaan ‘online shop’ dan ‘shop’ untuk menyertai nama fanpage kita. Sebab? Bukan apa-apa sih, ada begitu banyak penipu yang berkeliaran dengan memakai embel-embel itu di belakangnya. Khawatir fanpage kita pun dianggap sama. Tapi ‘kan? Nggak usah tapi-tapian, sementara ini hindari pemakaian frasa dan kata itu.

Pakai saja kata yang unik, misalnya Sambel AA Mercon – Eretan Indramayu (kuliner), Jilbab&Me (fashion), Dolan Meng Indramayu (wisata), dan lainnya. Undang seluruh teman kita dengan memperhatikan target pasar, tentu saja. Kalau kita jualan jilbab, nggak usah undang para ikhwan wal ustadz terlebih dulu. Undang saja para akhwat militan yang sesuai dengan kriteria pasar kita. Sekarang Facebook itu enak, kita sudah bisa mengatur tak hanya minat, tapi juga target wilayah. Hmmm ini perlu kita oprek lagi.

3. Membuat Konten Selingan

Untuk mengatur postingan, memang cukup manusiawi jika menyelinginya dengan posting hal lain selain jualan produk kita. Tapi hati-hati jangan sampai terjebak menyebar spam apalagi hoax. Mending kita buat postingan sendiri, misalnya humor atau tips dan trik yang diposting utuh. Iya, utuh, ‘kan barangkali ada teman yang irit kuota. Dan jangan lupa sertakan link sumbernya. Misalnya ‘Tips Menabung Tanpa Uang’ (eh, emang bisa? nggak tahu lah namanya juga misal), berikan kiat dan tipsnya, lalu tetap sertakan di bagian paling bawah promo singkat kita.

4. Mengupayakan Ceklis di Fanpage

Upayakan agar fanpage kita punya ceklis setelah namanya. Itu tandanya fanpage tersebut terverifikasi oleh Facebook. Ada kog caranya, tinggal buka pengaturan saja. Lalu berikan alamat yang jelas dan terang. Berikan nomor telepon, baiknya sih khusus untuk jualan, jangan nomor pribadi. Ya pokoknya Facebook akan memberitahu kita mana saja yang perlu diisi. Ini mudah, tinggal disesuaikan dengan daya kreatif dan keterampilan kita saja.

5. Konsisten

Anggap fanpage adalah kantor kita. Dan sebagaimana kantor pada umumnya, ada jam buka dan ada jam tutup. Penentuan jam buka dan tutup ini wajib dikaitkan dengan kebiasaan warga Facebook untuk membuka akunnya, dan lebih penting lagi adalah ketika mereka merespon postingan kita. Untuk ini kita perlu meriset hasil postingan. Postinglah sekarang pada pagi hari, misalnya jam 6.30 hingga jam 8.00. Esoknya postinglah saat makan siang. Lalu lusa, postinglah saat sore, misalnya setelah ashar. Dan tiga hari kemudian postinglah setelah isya dan sebelum tidur. Lihat mana yang paling banyak direspon. Untuk melihat ini Facebook sudah menyediakan tool-nya. Baca juga Wajib Tahu! 9 Media Promosi Online untuk Mengenalkan Bisnismu

Fanpage memang penting, tapi kita mesti mengembalikan pada prinsip penjualan secara umum, tak peduli online maupun offline. Misalnya berkomunikasi yang baik dengan pembeli, menjaga hubungan baik dengan pelanggan, berikan perhatian pada mereka meskipun tak lagi membeli di kita, dan lain-lainnya tetap wajib dijalankan. Intinya memanusiakan manusia menjadi pokok dari segala macam interaksi sosial, termasuk berjualan. Itu saja. Semoga sukses.

Leave a Comment