Bagi yang sudah lama eksis di dunia blogger, biasanya berpikir untuk memindahkan website-nya yang masih blogspot ke wordpress dengan hosting self-host. Biasanya alasan yang dikemukakan adalah agar terlihat lebih profesional.
Sebagian blogger lagi memilih untuk migrasi dari blogspot ke wordpress dikarenakan adanya pengaturan yang lebih lengkap. Disamping itu tampilan schema markup di Google juga bisa diatur lebih baik. Sehingga membuat website lebih berpotensi mendulang pengunjung yang lebih banyak.
Masalahnya bagi yang pertama kali mengenal hosting, tentu agak kebingungan dengan aneka ragam tawaran jenis-jenis hosting, dari hosting murah sampai hosting yang mahal. Belum lagi ketika jenis hosting itu dirinci dan muncul spesifikasi hosting dengan tampilan angka yang tentunya tak ditemui ketika masih menggunakan blogspot.
Akhirnya, kebanyakan memilih menggunakan jasa pembuatan website saja. Selain lebih instan, juga tidak bingung ketika harus memilih hosting mana yang cocok untuk kebutuhannya. Padahal mengenal spesifikasi hosting beserta jenis-jenisnya merupakan pengetahuan dasar yang mesti dimiliki para blogger setelah belajar SEO.
Pengertian Hosting
Ketika kamu memiliki sebuah layanan hosting, sejatinya kamu menyewa sebuah tempat di sebuah server untuk menyimpan sumber daya bagi website kamu. Semakin banyak dan semakin bagus spesifikasi dari server yang disewa, maka semakin cepat dan semakin banyak pengunjung website yang bisa ditampung.
Jadi secara sederhana, hosting adalah sebuah tempat untuk menyimpan sumber daya website kamu dan melakukan peladenan ketika ada yang berkunjung melalui seperangkat protokol internet.
Lantas apakah tepat kalau blogger yang masih menggunakan layanan blogspot itu tidak menggunakan layanan hosting? Tentu tidak tepat, sebab Blogger.com adalah sebuah layanan hosting juga yang dibuat oleh Google. Tapi karena gratis, maka kita tidak diberikan akses yang lebih banyak.
Spesifikasi Hosting
Hosting itu ditentukan oleh spesifikasi server itu sendiri. Semakin baik spesifikasi servernya, semakin baik pula website yang memakai hosting di server tersebut. Namun tentu tidak semua server diperuntukkan bagi satu website. Ia tetap dibagi-bagi oleh layanan hosting.
Jadi sirkulasi sederhana bagi layanan hosting adalah perusahaan server > layanan hosting > pemilik website. Perusahaan server bisa saja merangkap sebagai penyedia layanan hosting. Dan antara layanan hosting dan pemilik website juga memungkinkan adanya reseller hosting.
Nah, kamu hanya perlu memperhatikan dari sekian banyak penyedia layanan hosting itu spesifikasi hostingnya saja. Kalau kamu lebih mahir lagi, tentu bisa mengamati bagaimana uptime-nya dari berbagai website review. Cuma sebagai pengetahuan dasar, kita bahas spesifikasi hosting saja dulu.
1. Web Space atau Disk Space
Ada yang menyebutnya web space, namun lebih sering disebut sebagai disk space. Sesuai namanya disk space ini merupakan kapasitas penyimpanan dari hosting yang ditawarkan. Ada yang 500 MB, 1 GB, hingga unlimited. Eh, ada juga sih yang unmetered.
Sebetulnya antara unmetered dan unlimited itu nyaris sama. Bahkan ada yang menyebut kalau unmetered justru lebih baik, karena layanan hosting membatasi sumber daya yang digunakan. Sementara untuk unlimited biasanya hanya sebutan marketing saja, sebab sebetulnya ya sama saja ada pembatasan.
2. Storage atau Penyimpanan
Jika ada istilah storage atau penyimpanan, layanan hosting biasanya merujuk pada jenis fisik dari alat penyimpanan yang ada di server. Ada yang memakai HDD dan sekarang sudah banyak pula yang sudah SSD.
Selayaknya komputer, tentu lebih baik memilih penyimpanan SSD karena bisa mendukung kecepatan dari akses sumber daya sehingga bisa membantu peningkatan kecepatan website kamu.
3. Bandwith
Bandwith memang kerap disebut untuk merujuk pada kecepatan layanan internet. Nah, pada layanan hosting ketika ada sebutan bandwith itu merupakan sebuah ukuran untuk jumlah data yang ditransfer setiap bulan.
Ukuran ini terkait erat dengan halaman website kamu. Misalnya halaman website kamu membutuhkan 200 KB dalam sekali akses, sementara ada 1.000 pengunjung dalam sehari, maka satu hari website kamu menghabiskan 200 MB. Jadi dalam sebulan situs kamu membutuhkan bandwith 6 GB. Silakan pilih hosting yang sesuai dengan website kamu dan jumlah pengunjung rata-ratanya.
4. Inode
Inode merupakan sebuah blok di server yang berisi data dari website kamu. Semakin banyak blok yang bisa dipanggil, maka semakin baik pula kecepatan dari website tersebut. Banyaknya blok yang dipanggil ini biasanya dimunculkan dengan angka inode yang tertera pada spesifikasi hosting.
Ada sebagian penyedia layanan hosting yang tidak memunculkan jumlah inode-nya. Sebagian lain memunculkannya dari jumlah 500.000 hingga diatas 1.500.000. Meski begitu, kebanyakan inode ini memang tidak terpakai. Tapi tentu saja lebih baik punya inode banyak daripada sedikit.
5. Entry Process
Entry Process merupakan sebuah tolak ukur dari banyaknya script website yang bisa diproses oleh sebuah hosting, biasanya dinyatakan dalam satuan ukur milisecond (ms).
Misalnya dalam layanan hosting kamu tercantum entry process sebesar 400, maka itu berarti dalam 1 ms ada 400 script website yang bisa diproses oleh hosting itu. Maka dalam hal ini semakin besar entry process-nya tentu lebih baik.
6. RAM (Random Access Memory)
Tentu ini tak boleh ketinggalan. Fungsi RAM dalam sebuah layanan hosting tentu sebagai petunjuk dari RAM yang dipakai dalam server tersebut. Semakin besar RAM yang tertera, maka semakin bagus pula layana hosting tersebut.
Tentu saja fungsi RAM pada server hosting itu masih sama, yakni sebagai \’rest area\’ sementara bagi proses data yang sedang berjalan. Semakin luas dan nyaman rest area tersebut, tentu membuat lalu-lintas di jalan tersebut bisa terkendali dan lancar.
7. Tambahan Lain
Spesifikasi hosting secara umum yang ditunjukkan biasanya memang itu saja. Namun ada beberapa layanan yang disertakan dan biasanya ini penting juga kamu pertimbangkan dalam memilih sebuah hosting.
Misalnya ada gratis Unlimited Add On domain, dimana kamu bisa menambahkan website lain kedalam hosting tersebut setelah website utama. Ada lagi Cpanel, Spanel, Plesk, dan seterusnya. Fitur ini penting juga, siapa tahu kamu hanya paham dengan Cpanel saja. Juga ada jumlah webmail yang diperbolehkan untuk dibuat.
Tambahan-tambahan itu sekali lagi tidak kalah penting dengan spesifikasi diatasnya yang wajib kamu pertimbangkan dalam memilih hosting.
Jenis-Jenis Hosting
Lantas apa sajakah jenis-jenis hosting yang umum ditawarkan oleh para penyedia layanan hosting di Indonesia? Mari kita sebut beberapa diantaranya.
Shared hosting ini merupakan hosting yang memakai satu server bersama-sama. Jadi kalau ada diantara kelompok pemakai server itu yang website-nya memakai sumber daya yang lebih besar, maka website milik pengguna lainnya bakal terganggu.
Itulah kenapa shared hosting ini biasanya punya harga yang murah. Sebab server yang dipakai merupakan server patungan bersama-sama pengguna yang lain. Jadi meskipun judulnya ulimited hosting, kalau masih shared hosting ya sama saja tetap dibatasi.
2. Dedicated Hosting
Kalau mau memanfaatkan server yang ada sendirian, kamu bisa memakai layanan dedicated hosting. Layanan ini jelas lebih mahal dibandingkan dengan layanan shared hosting.
Jadi sumber daya dari server tersebut dipakai oleh satu pengguna saja atau bahkan lebih hebat lagi dipakai hanya oleh satu website saja.
3. VPS
VPS singkatan dari Virtual Private Server. Sesuai namanya, yakni private server, merupakan sebuah server yang disekat untuk kebutuhan kamu sendirian. Apa bedanya dengan dedicated hosting?
Dedicated hosting itu merupakan server yang dipakai oleh satu orang saja. Sementara VPS merupakan hosting yang memakai satu server rame-rame, tapi disekat dan dibagi secara virtual sehingga sumber dayanya dipakai sendirian.
VPS juga dibagi lagi menjadi VPS managed dan unmanaged. Kalau VPS unmanaged merupakan VPS kosongan, dimana kamu harus menginstal software dan keamanannya sendiri hingga bisa dipakai sebagai CMS dari website kamu.
4. Cloud Hosting
Pernahkan kamu berpikir apa jadinya kalau sebuah server mengalami masalah fisik? Misalnya gedung server-nya kebakaran. Maka website kamu yang hosting di server tersebut tak akan bisa diakses.
Oleh karena itu buat kamu yang mengkhawatirkan adanya masalah itu, tentu kamu bisa memilih cloud hosting. Cloud hosting merupakan hosting yang meletakkan sumber dayanya di penyimpanan cloud atau awan di berbagai tempat. Karena banyaknya penyimpanan, maka kecepatan akses website-nya lebih tinggi karena memakai sumber daya gotong royong dari berbagai vloud.
5. Colocation Server
Layanan penyedia hosting yang menawarkan layanan colocation server membuat kamu bisa menyewa server di tempat mereka tanpa harus memikirkan gedung, komputer, petugas IT, listrik, dan seterusnya. Kamu tinggal bayar dan bisa punya server sendiri atas nama kamu.
Kesimpulan
Dari berbagai spesifikasi dan jenis-jenis hosting yang disebutkan diatas, silakan dipilih sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan budget kamu. Jangan sampai mentang-mentang ada budget lalu kamu menyewa hosting dengan spesifikasi tinggi dan mahal. Bisa mubazir. Sebaliknya, kalau website kamu memiliki traffic yang tinggi, ya jangan memakai shared hosting yang paling rendah.
Jadi, sekali lagi, silakan pilih sesuai dengan kebutuhan dan budget kamu, ya. Semoga sukses dalam membangun website.
Tips Memilih Hosting: Mengenal Spesifikasi Hosting dan Jenisnya