Betulkah Ponsel Menguping Percakapan Pengguna? Ini Faktanya

Beberapa orang ada yang merasa aneh dengan beragam iklan yang bertebaran di akun media sosial miliknya. Pasalnya iklan-iklan tersebut berada diluar preferensinya ketika menggunakan internet. Namun iklan ini muncul setelah dirinya berbincang-bincang dengan seorang teman dalam tema yang sama dengan iklan tersebut. Darimana media sosial tersebut bisa mengetahui perbincangan tersebut?

Satu-satunya tersangka atas siapa yang membocorkan percakapan tersebut di internet adalah ponsel. Karena benda inilah satu-satunya yang selalu ada di samping dan menjadi jalan terciptanya transmisi dari dunia nyata ke media sosial. Ponsel memiliki mikrofon yang memungkinkannya untuk merekam percakapan. Rekaman tersebut yang pada akhirnya dipergunakan oleh media sosial untuk menciptakan iklan yang tertarget. Tapi, benarkah demikian?

Ponsel menyadap pembicaraan

Isu ini beredar memang belum lama, namun tidak juga bisa dibilang sebentar. Sebab ketika Google merilis instruksi \”Hello Google\” untuk membuka fitur pencariannya, menguatlah asumsi bahwa ponsel memang bisa mendengarkan percakapan penggunanya. Ditambah lagi, isu ini kerap menjadi perbincangan warganet luar negeri dan juga Indonesia.

Ini beberapa contohnya.

Yang jelas Facebook telah membantah kalau mereka menggunakan mikrofon untuk mendengarkan percakapan penggunanya. Facebook, yang juga memiliki WhatsApp dan Instagram, memang memiliki akses terhadap mikrofon. Hanya saja mikrofon ini dipergunakan untuk melakukan perekaman suara dalam video, baik live maupun recorded.

Sementara itu, mereka hanya melakukan penargetan iklan berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan beberapa preferensi lainnya, bukan dengan cara mendengarkan pembicaraan penggunanya.

Kalau percaya terhadap pengakuan Facebook, maka bisa jadi Google pelakunya. Raksasa industri teknologi ini paling mungkin menjadi biang kerok dari perekaman percakapan dan memunculkan iklan tertarget ini. Pertama, dialah pembuat sistem operasi sejuta umat Android. Kedua, Google juga punya ekosistem periklanan yang mengharapkan iklannya tertarget juga.

Dan hal yang cukup mengejutkan dari pertanyaan apakah ponsel anda merekam percakapan? Jawabannya memang menyebalkan: ya. Dan pelakunya memang Google. Tapi sebelum mencak-mencak kalau Google melakukan apa yang dituduhkan diatas, saya hanya bilang tunggu dulu.

Google memang merekam percakapan penggunanya, namun hanya dengan syarat-syarat tertentu. Syarat pertama adalah Anda mengizinkan Google mengakses mikrofon dalam ponsel. Yang kedua, Google Apps dalam kondisi dipergunakan. Untuk mengetahuinya, Anda bisa melihat rekaman apa saja yang telah didapatkan Google dari Anda.

Silakan berkunjung ke halaman Google My Activity, dimana Anda bisa melihat aktivitas Anda dalam menggunakan Google dan aplikasinya. Dalam kolom pencarian, klik terlebih dulu Filter by date & product pada bagian atas. Kemudian hapus ceklis pada All products dibawah Filter by Google Product. Lalu ceklis pada bagian Voice & Audio. Klik kembali tombol Search. Lalu lihat bagaimana hasil pencariannya.

Disitu memang banyak sekali tombol Play, yang menandakan banyak rekaman suara yang berhasil diperoleh Google. Tapi coba Anda putar rekaman tersebut, maka yang terdengar hanya potongan-potongan kecil dari suara Anda sendiri atau mungkin lingkungan sekitar Anda. Yang jelas, rekaman itu didapatkan ketika Google Apps maupun Google Assistant terbuka. Intinya, Google tidak mendengarkan percakapan Anda sebagaimana kasus diatas. Jadi siapa dong?

Teknologinya Masih Mahal

Google dan berbagai pengamat teknologi pun tidak menutup kemungkinan kalau ponsel bisa dipergunakan untuk mendengarkan percakapan dan menjadikannya sebagai bahan dalam iklan tertarget (atau bisa juga tujuan mata-mata). Namun teknologi untuk mewujudkannya masih sangat mahal. Bisa-bisa Google atau perusahaan manapun bisa tekor kalau melakukannya.

Untuk mewujudkan konversi dari suara ke kode yang kemudian yang dibaca oleh algoritma periklanan membutuhkan server data yang besar. Ini yang mahal. Katakanlah setiap kali Google mengirimkan data hasil percakapan dengan kilobit data yang paling efisien yakni dalam bentuk iLBC 15kbps VOIP Codec ke server. ILBC ini mengirim data sebesar 112 KB permenit, kemudian 6,7 MB perjam, 162 MB perhari, dan 59 GB data pertahun untuk memonitor percakapan setiap harinya.

Kalau disaring hanya satu jam saja percakapan itu direkam, maka kebutuhan penyimpanan memang hanya 2,5 GB per tahun. Tapi ini tetap besar, sebab ada 2,5 miliar ponsel diluar sana. Sehingga kalau disimpan, maka butuh alokasi 6 eksabit di server. Ya, angka ini masih tetap besar, meski untuk Google. Dan ini untuk urusan menyimpan data saja.

Kemudian kalau berbicara konversi dari suara ke teks sendiri pun tak murah. Untuk 15 detik percakapan biayanya sebesar $0,006. Kalau merekam sehari cuma satu jam, maka setahun sudah $525. Itu untuk seorang pengguna dan satu ponsel. Bagaimana dengan 2,5 miliar ponsel? Maka dibutuhkan biaya $1,31 triliun untuk memproses suara ke teks yang akan dibaca oleh algoritma periklanan. Dan itu hanya teknologi konversinya, belum terhitung sumber daya pendukungnya.

Kalau biaya untuk memprosesnya sedemikian mahal, maka cukup masuk akal kalau biro periklanan tidak memakai cara tersebut untuk membuat iklan jadi lebih tertarget. Memang sih, dengan berdasarkan bacaan atas aktivitas pengguna ponsel di internet saat ini, kadang-kadang yang namanya iklan tertarget pun targetnya sering meleset. Kitanya beraktivitas apa, iklannya apa. Tapi bukan berarti mereka harus rela merugi untuk sesuatu yang mahal.

Lalu Siapa Pelakunya?

Untuk sebuah pertanyaan \’Apakah ponsel mendengarkan percakapan penggunanya untuk memunculkan iklan tertarget?\’ memang sampai saat ini belum ditemukan jawaban yang pasti. Yang jelas beberapa tersangka utama sudah dieliminir secara alami.

Tapi pada prinsipnya begini, ada ratusan iklan yang Anda lihat setiap hari di internet. Dari sekian ratus itu, pastilah ada satu-dua iklan yang memang sesuai dengan minat Anda pada waktu tersebut. Anda pasti selalu terfokus pada iklan yang sesuai minat Anda, apalagi baru saja menjadi bahan pembicaraan, tapi Anda mengabaikan iklan yang tidak sesuai yang jumlahnya bahkan bisa lebih banyak. Kemungkinan besar, itulah yang terjadi.

____
Sumber:
1. Android Authority
2. CBS News
3. Google
4. Sumber lain

bangdoel

Bang Doel adalah seorang blogger yang menulis tentang berbagai topik di dunia digital, media sosial, gadget, teknologi, politik, sosial, dan humaniora. Doel.web.id menjadi sarana untuk menyalurkan hobi menulis dan melakukan analisis.

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cara Meriset Keyword dengan Google Keyword Planner

5 Penjelasan Kenapa Akun Facebook Dinonaktifkan

Cara Menambahkan Lokasi di Google Maps dengan Mudah

Prospek Kerja Lulusan Bahasa Inggris yang Diambil AI