doel.web.id – E-commerce atau perdagangan elektronik adalah model bisnis yang memungkinkan perusahaan atau individu bisa membeli atau menjual barang secara online dengan internet. Lalu apa saja model bisnis ecommerce yang umum digunakan?
Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini berbagai perusahaan ecommerce bermunculan berkat kemajuan digital yang pesat seperti saat ini, dimana dari masing-masing ecommerce mengusung bisnis model yang sama dan ada juga yang mencoba menerapkan model bisnis berbeda agar bisa menjadi pembeda dan daya tarik tersendiri bagi para masyarakat.
Walaupun menerapkan model bisnis yang berbeda bahkan tidak populer bisa memberikan tantangan tersendiri sebab memerlukan tenaga lebih keras dalam menyusun strategi memperkenalkan dan mempromosikan kepada calon kostumer dan mungkin dengan biaya yang tidak sedikit, namun hasilnya pun tidak akan mengkhianati kerja keras yang dilakukan sebab apabila strategi penerapan model bisnis yang berbeda berhasil maka hasilnya akan membuat anda sebagai “tokoh utama” dalam model bisnis tersebut, dan apabila terdapat ecommerce lain yang mengikuti, hanya sekedar menjadi follower saja.
Baca juga Mengenal Deposit Bonus DCFX yang Viral, Anda Wajib Tahu!
Sekedar informasi, saat ini terdapat empat model bisnis yang diadopsi oleh perusahaan ecommerce saat ini. Apa saja itu? anda bisa menyimak dibawah ini beserta dengan penjelasannya.
Tabel Konten
Model Bisnis E-commerce
Business to Consumer (B2C)
Model bisnis ecommerce yang pertama adalah model bisnis yang paling sering ditemukan saat ini, di mana model bisnis ini merupakan bisnis perusahaan yang menjual langsung produk mereka ke konsumen (direct selling).
Adapun keunggulan dari model bisnis ini karena simple dan lebih serta bisa dilakukan siapa saja, dan untuk urusan promosi dan pemasaran pun tidak terlalu berat. Namun kekurangan dari model bisnis adalah dimana loyalitas konsumen umumnya rendah dan dimana konsumen mudah beralih produk dengan berbagai alasan seperti menemukan produk lebih murah, menemukan produk berkualitas lebih baik, memiliki komplain dan masalah pada produk yang diterima, dan lain sebagainya.
Dalam model B2C ini biasanya meliputi dari keperluan rumah tangga, eletronik, peralatan sekolah dan kantor hingga produk hiburan.
Business to Business (B2B)
Berbeda dengan model usaha B2C, model bisnis ecommerce ini Business to Business seperti namanya adalah menjuak produk atau jasa ke perusahaan atau pemilik bisnis lainnya, dimana konsumen atau perusahaan yang membeli barang belum tentu jadi pengguna langsung, bisa jadi mereka berperan sebagai reseller dan menjual kembali produk tersebut oke orang lain.
Adapun model usaha ini umumnya memiliki siklus penjualan yang panjang dari B2B, ke reseller, hingga ke kostumer langsung. Maka dari itu, umumnya tedapat beberapa ketentuan yang harus disepakati oleh pihak yang terlibat seperti hak cipta, brand, komisi, diskon dan potongan dan lain sebagainya.
Consumer to Consumer (C2C)
Selanjutnya adalah model bisnis Consumer to Consumer (C2C) dimana seperti namanya, model bisnis ini merupakan bisnis antara konsumen ke konsumen lainnya. Adapun model bisnisnya bisa berupa penjualan produk, maupun jasa atau layanan.
Sekedar informasi, model bisnis C2C bisa dibagi menjadi dua, yakni marketplace dan classifieds/P2P. Untuk kategori marketplace, konsumen akan menjual atau membeli barang dari konsumen lain melalui platform marketplace. Saat ini ada beberapa marketplace ternama yang ada di Indonesia seperti bukalapak, tokopedia, lazada, dan lain sebagainya.
Tidak hanya di marketplace, model bisnis C2C ini juga biasa dilakukan pada kegiatan jual beli di sosial media seperti tiktok shop, marketplace di facebook dan instgram.
Consumer to Business
Dan model bisnis ecommerce terakhir adalah Consumer to Business yang merupakan model bisnis di mana konsumen menyediakan produk atau jasa ke perusahaan. Jadi bisa dikatakan model bisnis ini merupakan kebalikan dari model bisnis B2C. Sebut saja contohhya seperti platform digital C2B bernama istockphoto.com yang merupakan media bagi fotografer individu untuk mendapatkan royalti dari perusahaan ketika fotonya digunakan.
Tidak hanya itu, saat ini juga terdapat banyak pekerja freelance yang menawarkan jasa untuk para pemilik bisnis untuk menggunakan jasa mereka seperti jasa edit video promosi, jasa iklan, jasa digital marketing, dan lain sebagainya. Adapun model bisnis ini memang memiliki kompetisi yang sulit, dimana memiliki banyak kompetitor per individu yang masing-masing memberikann keunggulannya masing-masing. Selain itu, perusahaan akan memilih penyedia jasa dengan sangat teliti mengingat jasa ditawarkan secara indvidu dan bukan merupakan sebuah bisnis atau perusahaan.
Demikian informasi mengenai model bisnis ecommerce yang umum digunakan, semoga berguna dan bermanfaat bagi anda yang ingin memahami lebih dalam mengenai bisnis yang biasa diterapkan oleh ecommerce. Tentunya dalam penerapannya, tiap model bisnis membuka setiap kesempatan untuk berkreasi lebih kreatif dalam mengatur konsep, pengelolaan serta pemasaran dan promosi yang akan menjadi pembeda dibandingkan ecomerce lain dengan model bisnis yang sama.
4 Model Bisnis E-commerce yang Umum Digunakan