Orang-orang kerap mencari smartphone dengan RAM yang besar agar game yang dimainkannya lebih smooth, lancar, dan anti-lag. Tapi RAM dengan kapasitas besar saja tak cukup untuk membuat pengalaman bermain game lebih asyik. Ia membutuhkan prosesor dengan grafis yang memadai.
Sepertinya cukup ribet kalau rencana membeli smartphone mesti memikirkan RAM, grafis, prosesor, dan lain-lainnya. Soalnya itupun belum termasuk bagaimana perangkat lunak juga menentukan performa sebuah ponsel. Akan tetapi kalau dipikir-pikir, tak akan seribet yang dibayangkan. Pasalnya, Anda tinggal mencari tahu chipset apakah yang mengotaki sebuah smartphone.
Dalam sebuah chipset sudah terkandung segala macam perangkat keras yang tadi dibicarakan. Mulai dari prosesor, RAM, memori internal, sampai grafis yang tadi disebutkan untuk menopang kelancaran sebuah game. Semuanya telah tersedia dalam satu paket dan tidak bisa diubah kecuali dibongkar-pasang di tukang servis.
Kalau Anda membeli smartphone dengan RAM 4 GB, ya tentu saja tidak bisa ditingkatkan menjadi 6 GB kecuali melewati ‘pembedahan’ di tukang servis yang belum tentu ‘operasinya’ berhasil. Pun begitu dengan memori internal yang tadinya 32 GB menjadi 64 GB, apalagi prosesor yang tadinya quad-core menjadi octa-core. Yang terakhir bahkan mission impossible.
Pun dengan grafis pada sebuah chipset. Anda tidak bisa mengganti Mali dengan Adreno pada chipset MediaTek. Begitu juga sebaliknya, dari Adreno diganti Mali pada Snapdragon. Namun performa grafis ini kabarnya bisa ditingkatkan dengan perlakuan tertentu.
Jadi begini, grafis atau GPU itu sebetulnya prosesor atau CPU juga. Perbedaannya terletak pada kualitas dan kuantitasnya dalam melakukan komputasi data pada waktu tertentu. Kalau CPU melakukan komputasi data dengan kualitas besar dan kuantitas lebih sedikit seperti menjalankan program tertentu. Sementara GPU melakukan komputasi data dengan kualitas kecil namun memiliki kuantitas yang banyak seperti bermain game atau menonton video.
Ya, keduanya memang melakukan komputasi secara terpisah sebab tugasnya sudah dipisahkan sejak awal. Kalau tugas tersebut dicampur, misalnya untuk bermain game diserahkan pada CPU, niscaya bakal muncul masalah sirkuit yang berakibat pada terganggunya arus listrik di chipset tersebut. Namun bukan berarti CPU pun tidak memiliki andil ketika pengguna bermain game. Semuanya tetap memiliki andil, namun yang paling besar adalah GPU.
Pertanyaannya kemudian, bisakah grafis sebuah smartphone ditingkatkan performanya? Jawabannya bisa. Kalau jawabannya bisa, lantas bagaimana caranya?
Ada banyak yang mengulas kalau grafis smartphone bisa ditingkatkan. Ya jangankan grafis, beberapa smartphone gaming saja kecepatan CPU-nya bisa ditingkatkan kok. Ya tapi begitu, harganya selangit. Akhirnya banyak yang memilih untuk memakai aplikasi di PlayStore guna meningkatkan grafis agar bermain game lebih smooth.
Namun apakah aplikasi tersebut memang betul-betul meningkatkan grafis? Ya belum tentu sih, jangan-jangan cuma sekedar akal-akalan pembuat aplikasi saja agar bisa mendulang penghasilan dari Adsense. Meski banyak juga yang setelah memasang aplikasi peningkat grafis, performa smartphone ketika bermain game-nya meningkat. Tetapi apakah itu aman dilakukan ketika chipset-nya tidak mendukung? Hmmmm…patut dipertanyakan.
Makanya lebih baik cari saja smartphone yang bisa mendukung peningkatan grafis ketika bermain game secara default. Anda tak perlu menginstal aplikasi tambahan, tinggal cari saja smartphone yang dari pabrikannya sudah mendukung peningkatan grafis. Pertanyaannya kemudian, memang ada?
Banyak kok. Bahkan ada yang harganya terjangkau di kisaran dua jutaan.
Sebelumnya saya memberi tahu kalau ada yang disebut dengan GPU Turbo. Dari namanya saja, kita tentu paham kalau paduan antara GPU dan Turbo berarti sebuah nama yang ditujukan untuk meningkatkan performa grafis. GPU Turbo ini merupakan hasil kreasi Huawei di ranah software. GPU Turbo mampu meningkatkan performa grafis hingga 60%. Woowwww!
Meski mampu meningkatkan performa grafis sampai 60%, GPU Turbo malah menurunkan konsumsi daya baterai oleh chipset sebesar 30%. Simpelnya GPU Turbo membuat performa meningkat tetapi konsumsi daya yang lebih hemat. Hal ini berbeda dengan peningkatan grafis ala pengembang lain, dimana ketika grafisnya ditingkatkan, konsumsi dayanya malah lebih boros.
Sayangnya smartphone Huawei yang memakai fitur GPU Turbo ini hanya seri P, Nova, dan Y9 saja. Harga kedua seri dan satu smartphone tadi masih kurang terjangkau sebab berada di kisaran 3 jutaan keatas, bahkan seri P20 Pro dibanderol Rp12juta. Kalau budgetnya mencukupi ya sikat saja, cuma masalahnya budget untuk membeli smartphone rata-rata orang Indonesia berkisar di angka dua jutaan. Ini bisa terlihat mengapa persaingan smartphone mid-range di harga itu cukup panas.
Untunglah Huawei memiliki anak kandung bernama Honor yang memiliki segmentasi di harga lebih terjangkau. Honor ini memiliki dapur pacu, desain, dan fitur, yang rata-rata sama dengan Huawei namun dihadirkan dengan harga yang lebih merakyat. Untuk mengambil manfaat GPU Turbo dan smartphone yang paling terjangkau, Anda bisa meminang Honor 9 Lite.
Berikut spesifikasi Honor 9 Lite.
Chipset CPU GPU RAM dan Memori Layar Kamera Dimensi Baterai Harga |
HiSilicon Kirin 659 Octa-core (4×2.36 GHz Cortex-A53 & 4×1.7 GHz Cortex-A53) Mali-T830 MP2 3 GB dan 32 GB 5,6 inci, rasio 18:9 Belakang 13 MP + 2 MP, Depan 13 MP + 2 MP 151 x 71.9 x 7.6 mm, 149 gram 3000 mAh Rp2.499.000 |
Yang perlu menjadi catatan soal GPU Turbo adalah belum semua game secara default mendukung fitur ini. Media mencatat baru Mobile Legends dan PUBG saja yang sudah memasang Antarmuka Pemrograman Aplikasi atau Application Programming Interface (API) untuk menjalankan GPU Turbo. Jadi ini tergantung bagaimana Huawei melobi para pengembang game itu untuk memasang API GPU Turbo. Saat ini silakan dinikmati saja apa yang sudah tersedia.
Meningkatkan Performa Grafis atau GPU Smartphone Agar Game Lebih Lancar