Dalam dunia fotografi, lensa memegang peranan yang sangat penting. Benda tipis yang terbuat dari kaca ini adalah pintu bagi masuknya cahaya yang kemudian dicitrakan oleh sensor. Bagus tidaknya sebuah lensa, sangat menentukan citra gambar yang kemudian dihasilkan.
Saat ini kalau Anda ingin membeli sebuah lensa yang baru, maka di pasaran biasanya ditemukan istilah ED, LD, SLD, ELD, dan ULD. Huruf-huruf itu bukan tanpa makna, tetapi merupakan singkatan yang merepresentasikan kualitas gambar yang bakal dihasilkan. ED berarti extra-low dispersion, LD low-dispersion, SLD special low dispersion, ELD extraordinary low dispersion, dan ULD ultra-low dispersion.
Ya, selalu ada low-dispersion dalam setiap jenis lensa itu. Dispersi adalah sebuah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih-bening) menjadi cahaya-cahaya monokromatik (pelangi). Peristiwa ini biasanya terjadi pada prisma cahaya yang kerap terlihat pada pelajaran sains waktu sekolah. Jadi lensa fotografi yang bagus harus memiliki dispersi yang rendah agar pembiasan cahaya putih ke cahaya monokromatik tidak terjadi.
Saat ini lensa yang dianggap bagus dalam menjaga agar dispersi itu tetap rendah disimbolkan dengan ED. Lensa ED ini menghasilkan transmisi cahaya yang bagus, yang membuat pengaturan fokus lebih cepat dan gambar yang cerah baik di viewfinder apalagi pada hasilnya.
Produsen lensa pun tidak berhenti untuk berinovasi dan menemukan sesuatu yang baru dengan memperbaiki lensa yang sudah ada. Dan diketahui, lensa ED pun masih menyimpan kelemahan, yakni adanya distorsi cahaya dan masalah spherical. Masalah spherical ini terjadi karena bentuk lensa yang sphere atau kita sebut dengan cembung, yang memang lazim ditemukan pada lensa konvensional. Masalah ini bisa memicu lensa tidak bisa mengambil fokus yang baik sebab terjadi pembiasan titik fokus.
Lensa Aspherical
Untuk mengantisipasinya, produsen lensa pun menciptakan lensa aspherical, atau disebut aspheric saja, yang ditandai dengan huruf ASPH. Lensa aspherical, seperti namanya, merupakan lawan dari lensa spherical. Lensa apsherical memiliki bentuk yang sedikit berbeda dari lensa pada umumnya. Satu lensa aspherical pun bisa menggantikan fungsi dari beberapa lensa spherical, namun dengan hasil gambar yang lebih baik.
Dalam sebuah perbandingan yang dirilis edmundoptics.com, sebuah obyek cahaya dengan kekuatan 587,6 nm pada sudut 1° yang menimpa lensa spherical dan lensa aspherical ternyata menghasilkan kadar pembiasan fokus yang berbeda. Lensa spherical menghasilkan 713.84 μm pembiasan fokus, sementara lensa aspherical hanya menghasilkan 8,11 μm saja. Dan tentu saja angka pembiasan yang kecil merupakan angka yang lebih baik.
Penerapan pada smartphone
Zaman sekarang, fotografi bukan hanya domain kamera dengan lensa yang bisa dicopot-pasang atau dikenal dengan istilah SLR saja. Kini banyak ponsel yang sudah mengadopsi mekanisme kerja SLR sehingga hasil gambar yang dihasilkan pun sudah setara. Mekanisme kerja yang diadopsi pun sudah termasuk penerapan lensa aspherical pada kamera smartphone.
Smartphone yang memakai lensa aspherical yang baru dirilis dan resmi dipasarkan di Indonesia adalah Huawei Nova 3i. Sebetulnya tidak begitu terkejut kalau Huawei menelurkan smartphone yang punya nilai tambah yang baik. Perusahaan asal China ini memberikan budget untuk riset dan pengembangan cukup besar, yakni $14 miliar. Biaya riset dan pengembangan ini merupakan urutan ketiga dibawah Amazon dan Alphabet (perusahaan induk dari Google).
Smartphone Huawei Nova 3i memang bukan smartphone flagship, akan tetapi keberadaan lensa aspherical menjadi sesuatu yang menarik terutama di pasar smartphone. Inovasi di ranah kamera ini seolah-olah menegaskan kalau Huawei merupakan \’king maker\’ setelah hype seri Huawei P20 yang kerap diadu dengan SLR.
Lensa aspherical pada Huawei Nova 3i mampu menghasilkan gambar yang lebih jernih. Sehingga buat yang gemar memotret obyek dengan senjata kamera smartphone, Huawei Nova 3i merupakan perangkat yang cocok.
Huawei Nova 3i pun didukung oleh fitur multichannel image recognition yang mampu memisah-misahkan citra obyek kemudian menggabungkannya dengan AI yang dimiliki oleh smartphone ini. Proses ini mampu menghasilkan hasil gambar yang lebih baik ketimbang smartphone sekelasnya.
Berikut spesifikasi dari Huawei Nova 3i.
Spesifikasi | Detail |
---|---|
Prosesor | Huawei Kirin 710 octa-core 2,2GHz |
Grafis | Mali-G51 MP4 |
Layar | 6.3“ 19,5:9 (2340×1080) IPS LCD |
Memori | 4GB RAM |
Penyimpanan | 128 GB |
Kamera | Belakang: 16 MP + 2 MP f/2.2 Depan: 24 MP + 2 MP f/2.0 |
Baterai | 3340mAh |
Dimensi | 157,6 x 75,2 x 7,6mm |
Berat | 169 gram |
Harga | Rp4.199.000 |
Mengenal Lensa Aspherical Pada Kamera Smartphone Kekinian