Sebelum Xiaomi Redmi Note 5 menjadi ponsel yang sering disebut di internet, ada Mi A1 yang mendahuluinya. Ponsel ini banyak diperbincangkan karena beberapa hal menarik, terutama dari sisi software-nya yang tak biasa.
Xiaomi Mi A1 dirilis pada September 2017, dan menjadi satu-satunya seri Mi dari pabrikan asal Cina ini yang beredar resmi di Indonesia. Keunikannya terletak pada keberadaan sistem operasi Android murni, alias Stock Android tanpa kostumisasi MIUI.
Meski begitu, ketika Xiaomi banyak merilis ponsel baru pada 2018, apakah Mi A1 masih layak untuk dipinang?
Spesifikasi Xiaomi Mi A1
Mi A1 dirilis dengan banderol resmi Rp3.099.000 bisa katakan ponsel murah dikelasnya. Xiaomi membenamkan chipset Snapdragon 625 dengan prosesor Octa-core berkecepatan 2,0 GHz, Cortex A53, dan grafis Adreno 506. Mi A1 pun ditopang oleh RAM berkapasitas 4 GB dan memori internal 64 GB. Ada juga versi memori internal 32 GB. Khusus memori internal ini, selain bisa diperluas hingga 128 GB, ada dukungan cloud storage dari Google hingga 100 GB.
Mengapa Google kok baik betul? Ya inilah istimewanya ponsel dengan program dari Google, alias Android One. Meski tanpa kostumisasi pabriknya, ponsel Android One ditangani langsung oleh Google untuk update sistem operasinya setiap bulan. Mi A1 ini, bakal diberi keistimewaan untuk memperoleh hal-hal yang baru dari Google seperti sistem operasi, keamanan, hingga aplikasi terbaru dari Google.
Jadi kalau pemakai Xiaomi resmi biasa, update sistem operasi akan didapat dari pabrikan. Update ini menurut pengalaman yang sudah-sudah, memakan waktu yang cukup lama.
BACA JUGA
Untuk yang sudah nyaman dengan MIUI, Mi A1 memang tidak cocok untuk dipinang. Sebab Android stock memang sangat simpel dan tampilannya berbeda dengan MIUI. Tapi buat yang tidak suka Xiaomi tersebab MIUI-nya, ya inilah saatnya untuk memiliki ponsel Xiaomi.
Buat para jamaah AnTuTu-diyah, inilah skor Xiaomi Mi A1.
Dari sisi desain, bentuknya mirip iPhone 7. Tapi tentu Xiaomi tak sendirian yang desain ponselnya punya kemiripan dengan ponsel buatan Apple itu. Dengan lekuk garis antena dan setup kamera ganda di belakang, memang cukup mirip dengan ponsel tersebut.
Ngomong-ngomong kamera ganda, keistimewaan dari Mi A1 juga berada disini. Hingga saat ini, Xiaomi masih mengandalkan hasil jepretan ponsel ini untuk diadu dengan ponsel lain. Bahkan dalam rangka mengenalkan Mi A1 pada awal rilis, Xiaomi mengundang media untuk memotret Vanka, salah satu anggota JKT48.
Kamera ganda dengan setup 12 MP (f/2.2, 26mm, 1.25µm) dan 12 MP (f/2.6, 50mm, 1µm) ini masih bisa diandalkan untuk melakukan pemotretan guna kebutuhan media sosial.
Sementara itu kamera depannya hanya 5 MP saja. Sehingga ponsel ini bisa diketahui peruntukannya bukan buat selfie-phone. Meski begitu, Xiaomi tampak memberikan efek beauty secara otomatis, sehingga hasil fotonya tampak sedikit pucat.
Spesifikasi lainnya, Mi A1 memiliki layar 5,5 inci, rasionya 16:9 belum kekinian, dan screen to body ratio sebesar 70%. Layar ini sudah Full HD dan mendapat perlindungan Gorilla Glass 3.
Yang sangat disayangkan adalah kapasitas baterainya yang cuma 3080 mAh. Untuk penggunaan standar, ponsel ini bertahan hingga 12 jam. Sayangnya, ponsel dengan spesifikasi ini sayang sekali kalau cuma pemakaian standar. Paling tidak ya dipakai untuk nge-game macam AOV, Mobile Legend, PUBG.
Buat siapa ponsel ini? Dan apakah masih layak?
Mi A1 ditujukan buat mereka yang punya preferensi tampilan sistem operasi yang simpel, kemudian pengin memiliki ponsel berkamera jempolan, desain sederhana, dan harganya sangat kompetitif. Saat ini Xiaomi Mi A1 dibanderol di harga Rp2.699.000.
Di rentang harga itu, persaingan ponsel sangat panas. Pabrikan banyak menerjunkan ponsel dengan tajuk best-budget-nya di rentang harga ini. Namun kalau mau mencari ponsel dengan dukungan penuh dari Google, tanpa kostumisasi bermacam-macam, tanpa bloatware yang menyebalkan, ya Mi A1 ini wajib dibeli.
Xiaomi Mi A1 Setelah Setahun, Masihkah Layak Dipinang?