doel.web.id – Apakah anda sedang mencari informasi mengenai analisis variansi (ANOVA) dengan SPSS 25? Maka anda tepat berada artikel ini dimana anda bisa menyimak pembahasan lengkapnya dibawah ini.
Namun sebagai awal, anda harus terlebih dahulu pahama apa itu ANOVA, dimana Anova merupakan singkatan dari “analysis of varian“. Analysis of Varian adalah salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua kelompok. Contohnya apabila anda ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata IQ antara siswa kelas SLTP kelas I, II, dan kelas III. Terdapat dua jenis Anova, yaitu analisis varian satu faktor (one way anova) dan analisis varian dua faktor (two ways anova).
Untuk melakukan uji Anova, anda harus harus memenuhi beberapa asumsi yang bisa anda simak sebagai berikut.
- Sampel berasal dari kelompok yang independen.
- Varian antar kelompok harus homogen.
- Data masing-masing kelompok berdistribusi normal (Pelajari juga tentang uji normalitas).
Asumsi yang pertama harus dipenuhi pada saat pengambilan sampel yang dilakukan secara random terhadap beberapa (> 2) kelompok yang independen, yang mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain. Sedangkan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data telah dimasukkan ke komputer. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan transformasi terhadap data.
Apabila proses transformasi tidak juga dapat memenuhi asumsi ini maka uji Anova tidak valid untuk dilakukan, sehingga harus menggunakan uji non-parametrik contohnya Kruskal Wallis.
Tabel Konten
Prinsip ANOVA
Prinsip Uji Anova adalah melakukan analisis variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok (between). Apabila variasi within dan between sama (nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan.
Cara Melakukan Analisis Anova Satu Faktor dengan SPSS
Analisis one way ANOVA atau uji anova satu faktor pada dasarnya bertujuan untuk membandingkan nilai rata-rata yang terdapat pada variabel terikat di semua kelompok yang dibandingkan. Nilai masing-masing kelompok dilihat berdasarkan pada variabel bebas yang berskala kategori. Fungsi variabel bebas disini sebenarnya adalah untuk mewakili kelompok-kelompok yang akan diteliti. Variabel bebas dalam analisis anova satu faktor disebut juga sebagai variabel faktor, sementara kelompok-kelompok yang dibandingkan disebut sebagai variabel tingkatan faktor.
Prosedur analisis Anova satu faktor dapat menghasilkan analisis satu faktor untuk sebuah variabel terikat dengan sebuah variabel bebas. Seperti yang sudah saya utarakan di awal pembahasan ini, bahwa teknik analisis Anova satu faktor pada prinsipnya adalah untuk menguji sebuah hipotesis yang akan membuktikan nilai rata-rata masing-masing variabel tersebut sama atau tidak.
Pertanyaan yang sering kali ditanyakan adalah apa perbedaan antara uji analisis Anova satu faktor dengan uji independent sample t test, karena kedua uji tersebut sama-sama bertujuan untuk membandingkan nilai rata-rata?” Penjelasannya adalah bahwa analisis Anova satu faktor adalah perluasan dari teknik uji independent sample t test. Perbedaan yang mendasar adalah dimana uji independent sample t test sendiri digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata variabel terikat pada dua kelompok saja, sedangkan lebih jauh dari itu analisis Anova satu faktor dapat digunakan untuk kelompok yang berjumlah lebih dari 2 (dua) serta mempunyai nilai rata-rata yang sama ataupun berbeda.
Dalam menggunakan Anova dengan SPSS 25 untuk menganalisis data penelitian, terdapat beberapa syarat yang harus terpenuhi. Adapun syarat-syaratnya antara lain sebagai berikut.
- Sebaran data untuk masing-masing kelompok harus berdistribusi normal [Cara Uji Normalitas untuk One Way Anova dengan SPSS Lengkap]
- Variabel terikat harus mempunyai kesamaan varian atau bersifat homogen, dengan demikian tentunya kita harus melakukan uji homogenitas terlebih dahulu.
- Subjek dalam setiap kelompok harus dipilih secara random atau acak dengan menggunakan teknik probabilitas.
- Data penelitian untuk variabel terikat idealnya berskala interval. Sementara, jika data penelitian yang diperoleh berskala ordinal maka sebaiknya ditransformasi atau di ubah menjadi skala interval terlebih dahulu. Transformasi data bisa dilakukan dengan MSI atau metode suksesif interval.
- Kelompok yang dibandingkan harus berasal dari sampel yang berbeda atau tidak berpasangan dengan kata lain responden penelitian untuk masing-masing kelompok haruslah berbeda.
- Variabel bebas idealnya bersifat non metrik atau berskala ordinal.
Contoh Kasus Analisis Anova Satu Faktor
Pada artikel kami kali ini, kami akan mencontohnya cara melakukan analisis anova satu faktor dengan contoh kasus: “Seorang peneliti ingin membandingkan penjualan handphone dengan merek Samsung, Oppo, Vivo, dan Lenovo”. Dimana para pembeli handphone di toko-toko tertentu hanya dihadapkan pada keempat merek tersebut, kemudian akan diteliti tentang:
- Berapa rata-rata penjualan keempat handphone tersebut?
- Apakah terdapat perbedaan rata-rata dalam penjualan keempat handphone tersebut?
- Rata-rata penjualan handphone mana saja yang sama atau berbeda penjualannya?
Cara Analisis Anova Satu Faktor dengan SPSS
Sebelum melakukan analisis terhadap data di atas dengan program download SPSS 25, maka sebaiknya bentuk tabel di atas dan dimodifikasi terlebih dahulu menjadi dua buah tabel. Sebab dalam dalam analisis anova satu faktor dengan SPSS, anda hanya bisa memasukkan dua variabel saja.
- Langkah-langkah dalam melakukan analisis anova satu faktor dengan SPSS dimulai sebagai berikut.
- Buka program SPSS, lalu klik Variable View, kemudian untuk memasukkan nama dan mendefinisikan varabel, maka:
- Variabel pertama: Merek (X), isikan dengan:
Name: ketikkan X
Type: pilih Numeric
Width: pilih 8
Decimals: pilih 0
Label: tuliskan Merek
Value: klik pada bagian none, maka akan muncul kotak dialog “Value Labels” untuk kotak Value isikan 1, kemudian pada kotak Label isikan Samsung, lalu klik Add. Kemudian isikan lagi 2 untuk kotak Value dan isikan Oppo untuk kotak Label, lalu klik Add. Begitu seterusnya sampai keempat merek handphone terinput pada kotak Value Labels.
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Scale
Role: pilih Input
Variabel kedua: Penjualan (Y), maka isikan dengan:
Name: ketikkan Y
Type: pilih Numeric
Width: pilih 8
Decimals: pilih 0
Label: tuliskan Penjualan
Value: pilih None
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Align: pilih Right
Measure: pilih Scale
Role: pilih Input
- Jika semua nama variabel sudah ditulis dengan benar, selanjutnya klik Data View, lalu input data variabel Merek ke kotak X dan variabel Penjualan ke kotak Y
- Jika data sudah lengkap, maka klik menu Analyze – Compare Means – One-Way ANOVA
- Maka muncul kotak dialog “One-Way ANOVA”, selanjutnya pindahkan variabel Penjualan (Y) ke kolom Dependent List, lalu pindahkan variabel Merek (X) ke kolom Factor
- Langkah berikutnya klik Post Hoc, maka muncul kotak dialog “One-Way ANOVA: Post Hoc Multiple Comparisons”. Pilih Tukey, kemudian klik Continue
- Kemudian klik Options, maka muncul kotak dialog “One-Way ANOVA: Options” berikan tanda centang pada Descriptive dan Homogenity of variance test, lalu klik Continue
- Langkah terakhir adalah klik Ok, maka akan muncul Ouput SPSS yang anda butuhkan dalam Analisis Anova Satu Faktor
Demikian informasi mengenai analisis variansi (ANOVA) dengan SPSS 25 beserta pembahasan lengkapnya yang perlu anda ketahui. Semoga berguna dan bermanfaat.
Analisis Variansi (ANOVA) dengan SPSS 25