Domain Authority 2.0, Haruskah Blogger Khawatir?

Sejak 5 Maret 2019, para blogger mengeluhkan skor DA dan PA mereka yang menurun secara drastis. Angka penurunannya cukup signifikan, sebab ada yang hingga 20 poin.

Keluhan itu tertangkap di beranda media sosial, dimana sebagiannya ada yang me-mention pakar SEO ihwal kejadian ini. Kebanyakan tidak mendapatkan jawaban yang pasti. Sebab soal DA dan PA ini memang suka-suka MOZ saja.

Domain Authority

Sebelum berlanjut ke fenomena penurunan ini, barangkali ada yang belum memahami soal DA dan PA, maka izinkan saya menjelaskannya sepintas terlebih dahulu.

DA atau Domain Authority merupakan sebuah metrik untuk memprediksi posisi sebuah domain di hasil pencarian mesin pencari. Metrik ini memakai ukuran angka 0-100, dimana angka yang lebih besar lebih bagus.

PA merupakan Page Authority. PA sendiri sama dengan DA, namun bukan mengukur sebuah domain, tetapi halaman tertentu dalam domain tersebut. Pola pengukurannya sama dari 0-100.

Algoritma matrikulasi yang menghasilkan skor DA dan PA atas sebuah situs ini diciptakan oleh MOZ. Metrik dari perusahaan internet yang bermarkas di Seattle ini mengukur kualitas dan kuantitas link eksternal atau biasa disebut backlink yang menautkan situs yang diukur.

Sebenarnya bukan MOZ saja yang memiliki skor semacam ini, namun Ahrefs juga punya DR alias Domain Rating (DR). Ahrefs merupakan perusahaan saingan MOZ, namun dalam banyak kesempatan, DA lebih banyak dipakai.

Itulah kenapa setiap kali ada tawaran job buat blogger, yang ditanya setelah statistik visitor biasanya skor DA. Skor ini pun bisa dicek secara mandiri oleh siapapun di laman MOZ.

Nah, karena kaitannya dengan penghasilan, maka penurunan skor DA dan PA yang dialami oleh blogger cukup membuat resah.

Kabarnya MOZ sedang melakukan pembaruan algoritma agar skor DA dan PA yang dihasilkan jauh lebih baik. Hasil pembaruan ini membuat DA kemudian disebut Domain Authority 2.0.

Kenapa MOZ melakukan pembaruan algoritma DA ini? Ya karena subjek dimana skor ini dinisbatkan juga selalu memperbarui dirinya. Ya, subjeknya adalah mesin pencari, dan yang terbesar bernama Google. Si raksasa ini, sebagaimana kita tahu, sering memperbarui algoritmanya \’kan?

Pembaruan ini dilakukan MOZ agar lebih cocok disinkronisasi dengan pembaruan dari Google.

Tapi buat para blogger yang skor DA-nya mengalami penurunan, sebetulnya tidak usah khawatir.

Pertama, metrik DA yang diciptakan MOZ secanggih apapun posisinya hanyalah aplikasi pihak ketiga. Sebab sekali lagi, subjek utama dari semuanya adalah Google. Jadi perubahan ini tidak berpengaruh terhadap situs di mata Google.

Jadi daripada galau melihat penurunan DA dan PA, alangkah bijak kalau membuka situs Google Analytics. Silakan lihat di alat tersebut, situs anda sehat atau tidak, visitor-nya jatuh atau stabil, dan sumber backlink-nya berkualitas atau tidak, dan seterusnya.

Hal itu bakal jauh bermanfaat dan bisa terasa langsung pengaruhnya dibandingkan mengecek DA dan PA di situs MOZ.

DA dan PA hanyalah alat ukur yang berguna untuk mengetahui posisi situs sendiri dibandingkan posisi situs pesaing.

Kedua, kalau kaitannya dengan job blogger, ya tinggal dijelaskan saja kalau DA dan PA sedang mengalami pembaruan. Toh, pada akhirnya yang dinilai dari sebuah situs adalah kontennya. Kalau kontennya bagus dan punya nilai lebih, job biasanya mengikuti.

Ya memang sih, untuk menjelaskan ke agency soal penurunan skor ini ibarat kejadian saat pembubuhan disclosure pada konten bersponsor. Memang banyak agency yang paham, tapi lebih banyak juga yang tak paham.

Situs ini sendiri tidak terpengaruh oleh perubahan algoritma MOZ terkait DA dan PA ini, masih bertahan di angka DA 21 dan PA 29. Akan tetapi buat yang terpengaruh, terutama mereka yang skornya turun, setidaknya ada dua hal yang menjadi penyebabnya.

Penyebab pertama adalah konten yang miskin. Konten yang dimaksud merupakan konten yang hanya penuh dengan kode HTML alih-alih teks. Satu halaman sebaiknya memiliki rasio teks hingga 75% dibanding HTML.

Google kurang menyukai konten semacam ini.Oleh karenanya pastikan agar situs kita memiliki rasio yang cukup tinggi sebelum diindeks oleh Google.

Itulah sebabnya situs-situs jual-beli yang banyak terdampak dari penurunan skor DA dan PA ini. Sebab situs jenis ini lebih banyak menonjolkan HTML daripada konten yang banyak. Kalau Google tidak suka, tentu MOZ mesti menyesuaikannya.

Penyebab kedua adalah backlink yang tidak berkualitas. Backlink yang dimaksud biasanya dibaca oleh Google sebagai spam. Kemudian backlink yang tidak berkualitas selanjutnya berasal dari situs sembarangan. Maksudnya begini, situs sembarangan ini merupakan situs yang tidak relevan dengan situs anda. Orang-orang menyebutnya backlink yang tidak kontekstual.

Nah, intinya jangan khawatir meskipun skor DA dan PA turun. Kembalikan semangat ngeblog dengan meniatkan kembali tujuan membuat situs sebagai tempat berbagi informasi. Insya Allah, badai pasti berlalu. Amiin…

bangdoel

Bang Doel adalah seorang blogger yang menulis tentang berbagai topik di dunia digital, media sosial, gadget, teknologi, politik, sosial, dan humaniora. Doel.web.id menjadi sarana untuk menyalurkan hobi menulis dan melakukan analisis.

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Apa Itu Bounce Rate dan Bagaimana Menurunkannya?

Judul Clickbait: Cara Membuat dan Dilematikanya

Membongkar SEO Ala LAZADA

Urgen, Setiap Situs Harus Segera Memasang HTTPS